JAKARTA. Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengakui adanya kerusakan hutan yang terjadi di Sumatera. Dirinya pun mengamini pernyatan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) yang memasukan hutan Sumatera dalam daftar bahaya."Kerusakan di Sumatera itu memang sulit sekali kami hentikan. Kalau UNESCO mengatakan itu, masuk akal," katanya di Istana, Jumat (24/6).Zulkifli mengatakan kerusakan hutan terjadi di Sumatera bagian Selatan mulai dari Bengkulu sampai Lampung. Menurutnya, ada sekitar 15.000 membakar hutan. "Mereka mengalihfungsikan hutan menjadi tanaman kopi," katanya.Zulkifli menyatakan, harga komoditi seperti kopi,karet dan coklat yang tinggi sebagai penyebab kerusakan hutan. Menurutnya, penduduk sekitar terangsang mengalihfungsikan kawasan hutan menjadi perkebunan. "Itu salah satu tantangan kami sekarang ini, misalnya di Berangin, terjadi di Riau ya, kemudian terjadi juga di beberapa kabupaten kota," katanya.Dia mengakui kesulitan mengatasi pengalihfungsian hutan ini lantaran luas lahan yang berubah sudah terlalu luas. Hal yang kini bisa dilakukan yakni dengan menggandeng pemerintah daerah setempat dan aparat untuk mengendalikan hal ini. Disamping itu salah cara mengalokasikan luas lahan untuk perkebunan rakyat. Ada sekitar 700.000 hektare pertahun i Sumatera dan beberapa bagian Kalimantan yang diberikan kepada penduduk setempat. "Ini untuk dikelola, menanam tanaman keras, tapi ada manfaat untuk mereka," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kawasan hutan Sumatera dalam bahaya
JAKARTA. Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengakui adanya kerusakan hutan yang terjadi di Sumatera. Dirinya pun mengamini pernyatan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) yang memasukan hutan Sumatera dalam daftar bahaya."Kerusakan di Sumatera itu memang sulit sekali kami hentikan. Kalau UNESCO mengatakan itu, masuk akal," katanya di Istana, Jumat (24/6).Zulkifli mengatakan kerusakan hutan terjadi di Sumatera bagian Selatan mulai dari Bengkulu sampai Lampung. Menurutnya, ada sekitar 15.000 membakar hutan. "Mereka mengalihfungsikan hutan menjadi tanaman kopi," katanya.Zulkifli menyatakan, harga komoditi seperti kopi,karet dan coklat yang tinggi sebagai penyebab kerusakan hutan. Menurutnya, penduduk sekitar terangsang mengalihfungsikan kawasan hutan menjadi perkebunan. "Itu salah satu tantangan kami sekarang ini, misalnya di Berangin, terjadi di Riau ya, kemudian terjadi juga di beberapa kabupaten kota," katanya.Dia mengakui kesulitan mengatasi pengalihfungsian hutan ini lantaran luas lahan yang berubah sudah terlalu luas. Hal yang kini bisa dilakukan yakni dengan menggandeng pemerintah daerah setempat dan aparat untuk mengendalikan hal ini. Disamping itu salah cara mengalokasikan luas lahan untuk perkebunan rakyat. Ada sekitar 700.000 hektare pertahun i Sumatera dan beberapa bagian Kalimantan yang diberikan kepada penduduk setempat. "Ini untuk dikelola, menanam tanaman keras, tapi ada manfaat untuk mereka," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News