JAKARTA. Kondisi perekonomian belum menunjukkan peningkatan, meskipun potensi untuk pertumbuhan sangat tinggi. Rupiah relatif masih melemah dibandingkan dollar AS. Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda kondisi tersebut di satu sisi menjadi gambaran melemahnya ekonomi secara nasional. Namun demikian, di sisi ekspor pelemahan rupiah diperkirakan akan sedikit membantu. Arus "Investasi dari Asia mulai tahun ini mengalir ke tanah air, khususnya dari Korea, Jepang, dan China," ujar Ali kepada
Kompas.com, Selasa (16/12/2014).
Tak heran, lanjut dia, ketika pasar ekspor diperkirakan akan naik, beberapa kawasan industri telah diincar para investor tersebut. Belum lagi tahun ini Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akan diberlakukan. Untuk menunjang hal itu pemerintahan Jokowi-JK diperkirakan akan lebih fokus pada pembangunan infrastruktur. "Untuk itu, meskipun secara umum tahun depan pasar properti lain sedang mengalami konsolidasi dan mencapai titik terendah, tetapi sektor kawasan industri diperkirakan akan segera bangkit. Banyak wilayah
economic base kawasan industri akan mengalami tren naik tahun depan," kata Ali. Tidak hanya sektor industri. Menurut dia, properti-properti komersial penunjang di wilayah tersebut juga akan ikut naik, antara lain pasar hunian untuk para ekspatriat dan pergudangan. Melihat pergerakan yang ada, pasar kawasan industri akan bergerak mulai dari Cikarang terus sampai Surabaya dengan adanya poros industri sepanjang Pulau Jawa. Selain itu zona-zona kawasan industri di luar Jawa khususnya Indonesia bagian Timur pun akan segera menjadi incaran para investor.
"Kalau skenario ini benar, maka pergerakan siklus ini umumnya akan dilanjutkan dengan meningkatnya permintaan pasar perkantoran. Maka, pada 2016 nanti diperkirakan akan terjadi
market recovery yang dimulai dengan peningkatan di sektor ruang perkantoran," ujar Ali. Memang, saat ini, di tengah siklus perlambatan pasar properti yang ada, menyusul semakin tergerusnya daya beli masyarakat akibat kenaikan BBM dan TDL, sektor perumahan pada umumnya memang mengalami tekanan. Di segmen menengah bawah, pasokan rumah murah semakin terbatas akibat naiknya harga tanah dan biaya produksi yang semakin tinggi. Di sektor lain, segmen menengah atas juga mulai menunjukkan kejenuhan sepanjang 2014. Pergerakan akan terjadi bukan dari pasar lokal melainkan arus modal asing yang akan membanjiri tanah air. (Latief) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Uji Agung Santosa