KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (
KIJA) optimistis melihat prospek bisnisnya di tahun ini. Sekretaris Perusahaan
KIJA Muljadi Suganda menjelaskan, tahun lalu perusahaan berhasil membukukan pendapatan pra penjualan atawa marketing sales sekitar Rp 898,7 miliar. Nilai tersebut hanya 54% dari
marketing sales yang didapat
KIJA di tahun 2019. Hal tersebut terjadi karena pasar properti tahun 2020 sangat dipengaruhi oleh dampak pandemi Covid-19. Namun demikian,
KIJA melihat terjadi penguatan kinerja di semester kedua 2020 dengan pencapaian
marketing sales sebesar Rp 644 miliar atau naik lebih dari 2,5 kali dari perolehan di semester pertama 2020 sebesar Rp 256 miliar.
Pencapaian ini terutama didorong oleh penjualan kawasan industri di Kendal dan Cikarang serta suksesnya peluncuran proyek residensial di Cikarang. Dengan pertumbuhan ekonomi 2021 yang diproyeksikan akan lebih baik dan kegiatan ekonomi yang telah menyesuaikan diri dengan new normal, pelaksanaan vaksinasi serta dampak dari omnibus law juga sangat berperan dalam mendorong sentimen dan kondisi iklim investasi.
Baca Juga: Surya Semesta (SSIA) dan Jababeka (KIJA) optimistis dengan prospek bisnis tahun ini "Beberapa faktor di atas menjadi salah satu pendorong bagi Jababeka bahwa prospek tahun 2021 akan lebih baik dari pencapaian/realisasi tahun sebelumnya dimana tren pertumbuhan permintaan menguat di semester kedua tahun 2020 dan diharapkan berlanjut pada tahun 2021," jelas Muljadi kepada Kontan.co.id, Rabu (24/3). Disamping itu, lanjutnya, KIJA memiliki model bisnis yang holistik dengan tiga pilar yaitu
land development yang terdiversifikasi dengan beragam produk yang lengkap dari industri, residensial dan komersial). Kemudian
leisure serta bisnis Infrastruktur yang menghasilkan
recurring revenue sehingga dapat menopang volatilitas bisnis properti.
"Dengan demikian diharapkan Perseroan dapat menghadapi tahun 2021 dengan baik di tengah tantangan pandemi Covid-19," kata dia.
KIJA menargetkan
marketing sales sebesar Rp 1,4 triliun pada 2021. Target tersebut naik 55,78% dari realisasi
marketing sales di tahun lalu yang mencapai Rp 898,7 miliar. Lebih lanjut, Muljadi bilang manajemen menghargai dan menyakini bahwa keputusan suku bunga BI ditetapkan 3,5% tentunya sejalan dengan perkiraan inflasi yang tetap rendah serta untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan juga sebagai langkah lanjutan untuk mendorong momentum pemulihan ekonomi nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari