KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) mengungkapkan adanya potensi default alias lalai atas kewajiban terhadap pemegang surat utang Jababeka International BV akibat perubahan komposisi pemegang saham dan manajemen terkini. Akibat perubahan komposisi pengendali pemegang saham ini, Jababeka Internasional wajib untuk memberikan penawaran pembelian kepada para pemegang notes dengan harga pembelian sebesar 101% dari nilai pokok notes sebesar US$ 300 juta ditambah kewajiban bunga. "Dalam hal perseroan tidak mampu melaksanakan penawaran pembelian, maka perseroan/Jababeka International BV akan berada dalam keadaan lalai atau default," ungkap Jababeka dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Minggu (7/7). Kondisi lalai atau default tersebut mengakibatkan Jababeka atau anak-anak perusahaan Jababeka menjadi dalam keadaan lalai atau default pula terhadap masing-masing kreditur lain. Sementara posisi kas dan setara kas Jababeka pada akhir Maret lalu sebesar Rp 873,89 miliar.
Kawasan Industri Jababeka (KIJA) terancam menghadapi default
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) mengungkapkan adanya potensi default alias lalai atas kewajiban terhadap pemegang surat utang Jababeka International BV akibat perubahan komposisi pemegang saham dan manajemen terkini. Akibat perubahan komposisi pengendali pemegang saham ini, Jababeka Internasional wajib untuk memberikan penawaran pembelian kepada para pemegang notes dengan harga pembelian sebesar 101% dari nilai pokok notes sebesar US$ 300 juta ditambah kewajiban bunga. "Dalam hal perseroan tidak mampu melaksanakan penawaran pembelian, maka perseroan/Jababeka International BV akan berada dalam keadaan lalai atau default," ungkap Jababeka dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Minggu (7/7). Kondisi lalai atau default tersebut mengakibatkan Jababeka atau anak-anak perusahaan Jababeka menjadi dalam keadaan lalai atau default pula terhadap masing-masing kreditur lain. Sementara posisi kas dan setara kas Jababeka pada akhir Maret lalu sebesar Rp 873,89 miliar.