JAKARTA. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi akan memfasilitasi pembangunan kawasan transmigrasi di Provinsi Aceh Nangroe Darusalam (NAD). Pembangunan kawasan transmigrasi ini diharapkan bisa menjadi tulang punggung dan penggerak koridor ekonomi di Aceh.Ada enam kabupaten/kota yang akan diusulkan menjadi kawasan transmigrasi. Keenamnya yakni Pidie, Bener Meriah, Aceh Barat, Simeulue, Subulussalam dan Gayo Lues. Pengembangan kawasan transmigrasi ini ditujukan ke arah bidang agribisnis. Nantinya, kawasan ini akan dikembangkan menjadi lahan pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan.Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi akan memprioritaskan pemanfaatan areal pertanian seluas 700.000 hektara yang didukung dengan jaringan irigasi teknis seluas 191.000 hektare. Dengan pemanfaatan lahan tersebut, pemerintah berharap produksi padi meningkat menjadi 2-3 kali panen per tahun yang selama ini telah mencapai sekitar 8 ton per hektare per tahun."Peningkatan produksi sektor pertanian ini sekaligus sebagai upaya restorasi kebun-kebun rakyat yang terlantar dampak konflik yang berkepanjangan sebelum deklarasi damai Helsinki," kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, Rabu (13/7).Pemerintah juga akan mengembangkan kawasan Samar Kilang dan Pitue Rimeu di Kabupaten Bener Meriah sebagai menjadi perkebunan tebu dan pabrik gula serta bio energi. Rencana ini sudah dalam tahap studi kelayakan pembangunan.Bila layak, pemerintah akan menggandeng investor swasta. Sebab, pembangunan perkebunan tebu dan pabrik gula itu membutuhkan investasi yang besar yakni Rp 1,5 triliun. Dalam tahap awal, perkebunan tebu yang dibangun seluas 17.000 hektare di Pitulima dan Timbang Gajah. Setelah itu, pembangunan perkebunan tebu seluas 20.000 hektare dan satu pabrik pengolahan tebu.Muhaimin menjelaskan, pembangunan kawasan transmigrasi ini diharapkan menciptakan lapangan kerja baru bagi transmigran dan masyarakat sekitarnya. Dia juga berharap pembangunan kawasan transmigrasi ini bisa meningkatkan dan mempercepat pemerataan kesejahteraan masyarakat transmigran serta masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan transmigrasi.Menurutnya, program transmigrasi di provinsi Aceh akan melibatkan para transmigran yang mengungsi, masyarakat dhuafa serta mantan anggota GAM yang berada dalam kawasan transmigrasi dan sekitarnya. "Keberadaan mereka akan menjadi pelaku maupun pemanfaat pembangunan transmigrasi," tandasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kawasan transmigrasi Aceh dikembangkan jadi sentra agribisnis
JAKARTA. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi akan memfasilitasi pembangunan kawasan transmigrasi di Provinsi Aceh Nangroe Darusalam (NAD). Pembangunan kawasan transmigrasi ini diharapkan bisa menjadi tulang punggung dan penggerak koridor ekonomi di Aceh.Ada enam kabupaten/kota yang akan diusulkan menjadi kawasan transmigrasi. Keenamnya yakni Pidie, Bener Meriah, Aceh Barat, Simeulue, Subulussalam dan Gayo Lues. Pengembangan kawasan transmigrasi ini ditujukan ke arah bidang agribisnis. Nantinya, kawasan ini akan dikembangkan menjadi lahan pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan.Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi akan memprioritaskan pemanfaatan areal pertanian seluas 700.000 hektara yang didukung dengan jaringan irigasi teknis seluas 191.000 hektare. Dengan pemanfaatan lahan tersebut, pemerintah berharap produksi padi meningkat menjadi 2-3 kali panen per tahun yang selama ini telah mencapai sekitar 8 ton per hektare per tahun."Peningkatan produksi sektor pertanian ini sekaligus sebagai upaya restorasi kebun-kebun rakyat yang terlantar dampak konflik yang berkepanjangan sebelum deklarasi damai Helsinki," kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, Rabu (13/7).Pemerintah juga akan mengembangkan kawasan Samar Kilang dan Pitue Rimeu di Kabupaten Bener Meriah sebagai menjadi perkebunan tebu dan pabrik gula serta bio energi. Rencana ini sudah dalam tahap studi kelayakan pembangunan.Bila layak, pemerintah akan menggandeng investor swasta. Sebab, pembangunan perkebunan tebu dan pabrik gula itu membutuhkan investasi yang besar yakni Rp 1,5 triliun. Dalam tahap awal, perkebunan tebu yang dibangun seluas 17.000 hektare di Pitulima dan Timbang Gajah. Setelah itu, pembangunan perkebunan tebu seluas 20.000 hektare dan satu pabrik pengolahan tebu.Muhaimin menjelaskan, pembangunan kawasan transmigrasi ini diharapkan menciptakan lapangan kerja baru bagi transmigran dan masyarakat sekitarnya. Dia juga berharap pembangunan kawasan transmigrasi ini bisa meningkatkan dan mempercepat pemerataan kesejahteraan masyarakat transmigran serta masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan transmigrasi.Menurutnya, program transmigrasi di provinsi Aceh akan melibatkan para transmigran yang mengungsi, masyarakat dhuafa serta mantan anggota GAM yang berada dalam kawasan transmigrasi dan sekitarnya. "Keberadaan mereka akan menjadi pelaku maupun pemanfaat pembangunan transmigrasi," tandasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News