JAKARTA. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi berencana menjadikan kawasan transmigrasi yang tersebar di seluruh daerah Indonesia sebagai sentra pangan untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Demikian hal itu diungkapkan Roosari Tyas Wardani, Dirjen Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi (P2MKT) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi seperti dikutip dari laman Kemenakertrans, Kamis (14/11). Pengembangan sentra pangan di kawasan transmigrasi itu untuk mengimbangi derasnya arus konversi lahan produktif menjadi lahan tidak produktif (perumahan, perkantoran dan lain-lain) di daerah lainnya. "Saat ini sekitar 70 persen kawasan transmigrasi merupakan sentra pangan. Ada empat juta hektar lahan yang disiapkan untuk sekitar dua juta kepala keluarga (KK) transmigran," kata Roosari. Dia menjelaskan, kawasan transmigrasi yang tersebar di berbagai daerah, diharapkan dapat bertransformasi menjadi lumbung pangan nasional untuk dapat mengurangi ketergantungan impor dari negara lain dan mewujudkan ketahanan pangan nasional. Selama ini Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah berupaya memanfaatkan pembukaan lahan baru bagi transmigrasi di berbagai daerah agar dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk penyediaan lahan pertanian. Keterbatasan lahan di Pulau Jawa, diantisipasi dengan memanfaatkan ketersediaan lahan di daerah transmigrasi, yang membentang dari wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Sekitar satu juta hektare lahan akan disiapkan untuk lahan kedelai sementara 1-2 juta hektar lainnya disiapkan untuk budidaya padi yang merupakan makanan pokok masyarakat. "Untuk tahun 2013, 150 ribu hektar telah siap. Mayoritas lahan di Sumatera Selatan sekitar 100 ribu hektare, sisanya tersebar di Lampung, Kalteng, Papua dan Jambi," papar Roosari. Sementara, kawasan transmigrasi telah siap untuk menjadi sentra produksi pangan, di mana faktor pendukungnya telah ada seperti sumber daya manusia, lahan maupun infrastruktur. Direktur Utama Perum Bulog Soetarto Alimoeso menambahkan, Bulog memberikan dukungan terhadap pengembangan sentra pangan kawasan transmigrasi antara lain dengan membeli langsung beras dari para petani di kawasan transmigrasi. "Artinya kita tidak mengandalkan mitra besar. Kita langsung ke kelompok petani (untuk membeli beras) atau kelompok penggilingan padi," kata Soetarto.
Kawasan transmigrasi didorong jadi sentra pangan
JAKARTA. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi berencana menjadikan kawasan transmigrasi yang tersebar di seluruh daerah Indonesia sebagai sentra pangan untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Demikian hal itu diungkapkan Roosari Tyas Wardani, Dirjen Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi (P2MKT) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi seperti dikutip dari laman Kemenakertrans, Kamis (14/11). Pengembangan sentra pangan di kawasan transmigrasi itu untuk mengimbangi derasnya arus konversi lahan produktif menjadi lahan tidak produktif (perumahan, perkantoran dan lain-lain) di daerah lainnya. "Saat ini sekitar 70 persen kawasan transmigrasi merupakan sentra pangan. Ada empat juta hektar lahan yang disiapkan untuk sekitar dua juta kepala keluarga (KK) transmigran," kata Roosari. Dia menjelaskan, kawasan transmigrasi yang tersebar di berbagai daerah, diharapkan dapat bertransformasi menjadi lumbung pangan nasional untuk dapat mengurangi ketergantungan impor dari negara lain dan mewujudkan ketahanan pangan nasional. Selama ini Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah berupaya memanfaatkan pembukaan lahan baru bagi transmigrasi di berbagai daerah agar dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk penyediaan lahan pertanian. Keterbatasan lahan di Pulau Jawa, diantisipasi dengan memanfaatkan ketersediaan lahan di daerah transmigrasi, yang membentang dari wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Sekitar satu juta hektare lahan akan disiapkan untuk lahan kedelai sementara 1-2 juta hektar lainnya disiapkan untuk budidaya padi yang merupakan makanan pokok masyarakat. "Untuk tahun 2013, 150 ribu hektar telah siap. Mayoritas lahan di Sumatera Selatan sekitar 100 ribu hektare, sisanya tersebar di Lampung, Kalteng, Papua dan Jambi," papar Roosari. Sementara, kawasan transmigrasi telah siap untuk menjadi sentra produksi pangan, di mana faktor pendukungnya telah ada seperti sumber daya manusia, lahan maupun infrastruktur. Direktur Utama Perum Bulog Soetarto Alimoeso menambahkan, Bulog memberikan dukungan terhadap pengembangan sentra pangan kawasan transmigrasi antara lain dengan membeli langsung beras dari para petani di kawasan transmigrasi. "Artinya kita tidak mengandalkan mitra besar. Kita langsung ke kelompok petani (untuk membeli beras) atau kelompok penggilingan padi," kata Soetarto.