KONTAN.CO.ID - JAKARTA. KB Valbury Sekuritas merevisi turun proyeksi kinerja PT Bumi Resources Minerals Tbk (
BRMS). Kenaikan biaya opex yang signifikan menjadi pertimbangannya. Analyst KB Valbury Sekuritas Benyamin Mikael memaparkan, BRMS mencetak laba bersih sebesar US$ 5 juta pada pada kuartal II 2024. Hasil itu melesat 56,3% secara tahunan (YoY) dan 50,1% secara kuartalan (QoQ). Pertumbuhan itu didorong oleh peningkatan pendapatan menjadi US$ 41 juta, meroket 307,9% YoY dan 101,4% QoQ. Pendapatan BRMS didorong oleh peningkatan produksi emas menjadi 17.121 oz, terdorong oleh utilisasi pabrik 2 yang optimal.
"Selain itu, kadar emas yang lebih tinggi, dan peningkatan rata-rata harga penjualan atau
average selling price (ASP) emas menjadi US$ 2.336 per oz atau naik 19,8% YoY dan 12,1% QoQ," tulisnya dalam riset, Rabu (7/8).
Baca Juga: Harga Emas Dunia Terus Mengukir Rekor, Mana Saham yang Menarik Dilirik? Namun demikian, opex melonjak 437,3% YoY dan 167,4% QoQ menjadi US$ 10,5 juta di kuartal II 2024. Peningkatan opex terutama disebabkan oleh meningkatnya biaya gaji, upah, dan tunjangan lainnya karena pemanfaatan optimal dari Kilang 2 dan persiapan Kilang 3. Kemudian peningkatan pajak dan biaya perizinan, iuran tetap (PNBP), serta pajak bumi dan bangunan. Secara kumulatif, BRMS mencatatkan laba bersih sebesar US$ 9 juta pada semester I 2024, tumbuh 61,1% YoY. "Karena biaya operasional yang lebih tinggi, kinerja semester I berada di bawah ekspektasi kami," terangnya. Dari operasional, pada tahun ini BRMS mengantisipasi untuk mengumumkan cadangan baru di Blok Poboya dan Gorontalo. Ini menyusul eksplorasi baru Poboya dan penemuan emas & tembaga selama pembangunan jalan di Gorontalo. Benyamin menilai hal ini diharapkan dapat meningkatkan cadangan Pabrik Gorontalo Mineral secara signifikan. Sebaliknya, cadangan PT Citra Palu Mineral saat ini hanya berasal dari Blok Poboya, sedangkan empat blok lainnya (Blok 2, 4, 5, dan 6) belum diestimasi.
Baca Juga: Membaca Arah IHSG dan Saham Unggulan Analis Merespons RAPBN 2025 "Oleh karena itu, kami melihat adanya potensi penambahan cadangan baru dalam jangka menengah," katanya. Menyusul biaya operasional yang lebih tinggi dari perkiraan, KB Valbury Sekuritas merevisi proyeksi pendapatannya untuk BRMS di tahun 2024 menjadi US$ 26 juta. Sebelumnya, proyeksi pendapatan BRMS mencapai US$ 39 juta.
Benyamin mengantisipasi biaya operasional yang tinggi akan terus berlanjut di tahun 2024, terutama untuk gaji, pajak, dan biaya perizinan. Namun, dia memperkirakan biaya pajak dan perizinan akan menurun secara signifikan pada tahun 2025 karena biaya analisis dampak lingkungan dan PNBP yang lebih rendah. Di sisi lain, laporan pekerjaan yang lemah baru-baru ini di AS telah melipatgandakan probabilitas penurunan suku bunga sebesar 50bps di bulan September, meningkatkan prospek emas. "Kami mempertahankan sikap bullish kami terhadap perusahaan, didorong oleh harga emas yang solid dan pertumbuhan produksi yang kuat dalam jangka menengah," sebutnya. KB Valbury mempertahankan rating
buy BRMS dengan target harga yang lebih rendah di Rp 236 per saham. "Risiko rekomendasi kami adalah harga emas yang lebih rendah dan kadar emas yang lebih rendah dari yang diharapkan," tutupnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati