KBN susun agenda bisnis untuk dongkrak kinerja



JAKARTA. Untuk menggenjot   pendapatan, PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) akan mengoptimalkan bisnis usaha yang terdiri dari jasa penyewaan lahan dan pabrik, serta jasa logistik.

M Sattar Taba, Direktur Utama PT Kawasan Berikat Nusantara mengatakan mereka akan mengubah komposisi pengolahan lahan supaya bisa memperbesar pundi-pundi mereka. "Kami ingin mengoptimalkan lahan," katanya kepada KONTAN kemarin.

Saat ini, dari total lahan KBN yang seluas 620 hektar, sekitar 70%-nya disewakan dalam bentuk lahan untuk pabrik serta bangunan pabrik. Sekitar 30%-nya KBN kelola sendiri, seperti untuk jasa ekspedisi atau pabrik pengemasan.


Nantinya, komposisinya akan berubah menjadi 80% dikelola sendiri oleh KBN, dan hanya sekitar 20% yang akan disewakan. Komposisi ini bisa  berubah. Pasalnya, KBN masih memiliki sejumlah lahan kosong yang belum dimanfaatkan. Sayang, Sattar belum mau mengungkapkan berapa besar luas lahan yang belum dimanfaatkan tersebut.

Yang pasti, perusahaan plat merah ini sudah mengganggarkan dana sekitar Rp 1 triliun untuk program optimalisasi tersebut. Dana ini berasal dari kas internal dan pinjaman perbankan.

Dana tersebut akan dipakai untuk mengembangkan sejumlah proyek di kawasan KBN. Seperti pembangunan dua menara rumah susun hak milik berkapasitas 700 kamar dan enam menara rumah susun sewa (rusunawa) bagi para pekerja. Selain itu ada rencana membangun pabrik bata ringan dan semen mortar sebagai antisipasi terhadap bisnis properti yang tetap menggeliat.

Tak cuma  itu saja, KBN juga berencana mengakuisisi  PT Varuna Tirta Prakasya, sebuah perusahaan ekspedisi dan logistik guna memperkuat lini bisnis logistik. "Yang lain,  kami akan mengoptimalkan pelabuhan KBN di Marunda," katanya tanpa memerinci lebih lanjut.Selain rencana ekspansi tahun ini, Sattar juga mengungkapkan rencana bisnis jangka menengah mulai satu tahun ke depan. Misalnya, rencana membangun pabrik semen dan pabrik pengemasan semen di Marunda.

Pabrik ini rencananya siap beroperasi satu setengah tahun mendatang di atas lahan seluas 10 hektar. Pabrik semen dan kemasan semen ini punya kapasitas produksi masing-masing sekitar tiga juta ton per tahun. Untuk membangun pabrik ini, KBN butuh sekitar 1.500 pekerja serta sekitar 1,1 juta ton semen.

Masih ada rencana lainnya. Yakni membangun  pelabuhan jetty di Marunda untuk sandar kapal berkapasitas 50.000 ton sampai 80.000 ton.

Tak hanya ekspansi bisnis semata, KBN juga berencana meningkatkan sarana dan prasaran di KBN. Misalnya, rencana membangun rumah sakit bagi pekerja, pembangungan pom bensin di dalam areal KBN untuk melayani mobil dinas perusahaan dan non dinas, serta peningkatan pelayanan air di Cakung dan Marunda.

Sattar menyatakan total investasi untuk seluruh proyek tersebut ditaksir bisa mencapai Rp 4,7 triliun hingga tahun 2017 mendatang.

Ia berharap adanya rencana bisnis tahun ini bisa mendongkrak kinerja KBN. "Kami pasang target pendapatan dan laba naik 3,5 kali lipat dari tahun lalu," katanya.

Sayang, Sattar enggan membeberkan target angka pendapatan tahun ini termasuk pendapatan tahun lalu lantaran masih diaudit.

Selain itu, Sattar mengungkapkan kemungkinan kepemilikan KBN akan berubah. Nantinya, Pemprov DKI Jakarta akan menjadi pemegang saham mayoritas yakni sebesar 50,55%. Sisanya, Kementerian BUMN. Saat ini, saham Pemprov DKI di KBN sebesar 15% dan sisanya Kementerian BUMN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon