KDB akan tender offer saham TIFA sebanyak 4,35% dengan harga penawaran Rp 520



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pasca akusisi 80,65% saham PT KDB Tifanance Tbk (TIFA), Korean Development Bank (KDB) akan melakukan tender offer atas saham TIFA.

 Nilai tender offer bisa mencapai Rp 24,43 miliar.  Merujuk prospektus perusahaan, Selasa (6/10) di Bursa Efek Indonesia, KDB akan menawarkan  sebanyak 46,98 juta saham TIFA. Nilai ini setara 4,35% dari jumlah saham yang ditempatkan.

Adapun harga penawaran adalah Rp 520 per saham. Penawaran tender wajib (tender offer) ini dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada pemegang saham publik untuk menjual sahamnya kepada KDB dengan harga penawaran tender wajib.


Hanya saja, saham dalam tender offer ini tidak termasuk saham yang dimiliki PT Dwi Satrya Utama yakni sebanyak 161,95 juta saham atau 15% dari modal yang ditempatkan.

Sebab, Dwi Satrya Utama merupakan pihak yang dikecualikan untuk dibeli sahamnya dalam tender offer. Selain Korea Development Bank, Dwi Satrya Utama sebelumnya memiliki 33,61% saham TIFA.

Tender offer akan dilakukan pada tanggal 7 Oktober sampai 5 November 2020. Sementara Pembayaran tender offer akan dilakukan pada 16 November 2020.

Sekretaris Perusahaan Tifa Finance Dwi Indriyanie mengatakan dalam laporannya ke BEI mengatakan,  jumlah saham yang diambil alih mencapai 870,76 juta unit saham dengan harga Rp 520 per saham.

Dengan akuisisi ini, Korea Development Bank menjadi pemegang saham pengendali di Tifa Finance.

Setelah akuisisi ini, para pemegang saham akan menyuntik modal sebesar Rp 636,06 miliar (US$ 46,4 juta) kepada Tifa Finance. Dengan pembagian: KDB akan menyuntikkan modal sebesar US$ 39,4 juta dari total komitmen US$ 46,4 juta. Sedangkan sisanya akan disuntik oleh Dwi Satrya Utama.

 Suntikan modal dilakukan untuk menambah modal Tifa Finance hingga Rp 1 triliun dalam satu tahun ke depan. Saat ini, Tifa Finance memiliki modal US$ 36,6 juta atau Rp 509,39 miliar.

Modal awal ini adalah hasil dari transaksi akuisisi yang meningkat dari nilai awal sebesar Rp 452,79 miliar. "Dengan adanya suntikan modal Rp 636,06 miliar, jumlah total modal awal untuk KDB Tifa Finance diharapkan menjadi Rp 1,14 triliun," ujar manajemen dalam keterbukaan informasi sebelumnya,  (21/9).

Dengan modal minimal Rp 1 triliun, Tifa Finance akan menjalankan usaha, terutama dalam bidang pembiayaan infrastruktur.

Ini sesuai Peraturan OJK (POJK) No.35 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan. Selain itu, Tifa Finance juga akan mendapakan sumber pendanaan baru dengan masuknya KDB.

Sumber pendanaan baru ini bisa menurunkan rasio gearing Tifa Finance. "KDB dan bank induk juga akan memberikan jaminan atau pinjaman pemegang saham agar Tifa Finance bisa mendapatkan biaya dana yang lebih rendah sehingga akhirnya bisa mewujudkan kemandirian Tifa Finance sebagai penerbit obligasi tunggal di industri multifinance," terang manajemen.

Setelah mendapatkan suntikan modal sebesar Rp 1 triliun, pemegang saham berharap Tifa Finance bisa memulai bisnis pembiayaan infrastruktur pada 2021. Dengan masuk ke pembiayaan infrastruktur, kinerja Tifa Finance diharapkan bisa meningkat dengan target aset sebesar US$ 171 juta pada periode 2021.

Adapun sampai penutupan pasar saham, Selasa 6/10, saham TIFA ditutup di harga Rp 515 per saham, naik 4,25%.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Titis Nurdiana