Ke Timor Leste, Clinton berikan beasiswa pelajar



DILI. Hillary Clinton mencatat sejarah dengan menjadi menteri luar negeri AS pertama yang berkunjung ke Timor Leste sejak negara itu mengumumkan kemerdekaannya pada 2002. Dili menjadi bagian dari tur sebelas hari di enam negara di Asia.

Ia bertemu dengan Presiden Taur Matan Ruak dan Perdana Menteri Xanana Gusmao. Pertemuan ini sekaligus menjadi sejarah baru bagi Tumor Leste yang baru saja melakukan pemilihan umum pada Juli silam.

Kunjungan Clinton, klaim para pejabat AS, adalah upaya untuk meningkatkan stabilitas dan pertumbuhan di Timor Leste, salah satu negara paling miskin di Asia.


"Timor masih dilanda kekerasan. Jalan mereka masih panjang," ujar seorang pejabat senior AS tersebut.

Clinton diperkirakan akan mengumumkan pendanaan sebesar US$ 6,5 juta atau setara dengan Rp 62,1 miliar untuk beasiswa yang memungkinkan pelajar dari Timor Leste bersekolah di AS.

Kunjungan satu harinya dipandang sebagai upaya untuk memupuk harapan negara tersebut agar dapat bergabung dengan ASEAN.

Timor Leste mengajukan aplikasi untuk bergabung dengan ASEAN bulan Maret lalu, tetapi ada kekhawatiran bahwa negara itu masih belum cukup stabil untuk menjadi bagian dari organisasi kawasan tersebut.

"Hal itu menjadi beban bagi Asean," kata seorang pejabat senior yang berada di rombongan Clinton. Sebelumnya, Clinton juga bertemu dengan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Editor: