Kebakaran Gunung Bromo Karena Flare Prewedding, Begini Tanggapan Menparekraf



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebakaran lahan di kawasan savana Gunung Bromo, akibat kegiatan prewedding dengan menyalakan flare masih belum terpadamkan. 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan pihaknya bekerja sama dengan pengelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru telah melakukan evaluasi. 

Ke depan pemerintah akan mendorong adanya sertifikasi keamanan, kebersihan termasuk dalam pengetatan masalah perizinan untuk memastikan hal ini tidak terulang kembali.


"Sertifikasi ini sedang kita dorong, karena sekarang konsepnya masih sukarela berdasarkan kesadaran. Jika ini tidak di patuhi dan berdampak buruk, bukan tidak mungkin kita terapkan sanksi tegas," jelas Sandiaga Uno pada awak pers di Hotel Fairmont, Senayan, Rabu (13/9). 

Baca Juga: Bromo Kebakaran, Ini 5 Wisata Alam di Malang yang Bisa Didatangi Selain Bromo

Sementara saat ini pemerintah bersama dengan pengelola masih fokus pada pemadaman kebakaran yang terjadi. Pihaknya juga mengaku masih belum sempat memperhitungkan kerugian negara imbas dari kebakaran ini. 

"Belum sempat hitung-hitungan kerugian, tapi kita bekerja sama dengan taman nasional karena kami prihatin sekali kita fokus dulu pada penanganan," jelas Sandiaga. 

Asal tahu saja, hingga kini kebakaran hutan dan lahan di bukit teletubbies Gunung Bromo, belum juga teratasi. Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) menyatakan bahwa angin kencang menjadi salah satu kendala tim gabungan dalam melakukan pemadaman.

Kepala Bagian Tata Usaha BB TNBTS Septi Eka Wardhani mengatakan, tim gabungan mengalami sejumlah kendala pemadaman api yang muncul di kawasan itu sejak 6 September 2023.

Baca Juga: Peningkatan Ekonomi Sektor Pariwisata, Kemenparekraf Dorong Sinergi Antar Desa Wisata

"Kendala yang dihadapi antara lain angin kencang, vegetasi yang sangat kering, dan lokasi sulit dijangkau," terang Septi, Senin (11/9). 

Menurut Septi, dalam upaya memadamkan kebakaran yang bermula terjadi di Blok Savana Lembah Watangan, atau Bukit Telletubies itu, BB TNBTS telah menerjunkan kurang lebih 100 personel untuk menangani kebakaran hutan dan lahan tersebut.

Dia menambahkan, saat ini kebakaran masih belum sepenuhnya padam dan tim gabungan masih berupaya untuk memadamkan api. Kebakaran di kawasan taman nasional itu disebabkan oleh ulah pengunjung yang menggunakan flare atau suar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .