Jakarta. Dari hasil penelitian terbaru TH Chan dari Universitas Harvard Amerika Serikat (AS) menyebutkan jumlah korban akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) tahun 2015 lalu di Asia Tenggara mencapai 100.000 orang. Namun, banyak kalangan keberatan dengan data itu. Mereka menyebut data itu tidak akurat dan hanya bertujuan menyerang Indonesia sebagai produsen terbesar minyak kelapa sawit dunia dari isu lingkungan. Pengamat Kehutanan dan Lingkungan Ricky Avenzora mengatakan data yang disajikan di atas tidak dapat dipertanggungjwabkan. Berdasarkan fakta di lapangan penyebab kematian penduduk dalam rentang periode Karhutla 2015 tidak melulu disebabkan Karhutla.
Kebakaran hutan 2015 dituding bunuh 100.000 jiwa
Jakarta. Dari hasil penelitian terbaru TH Chan dari Universitas Harvard Amerika Serikat (AS) menyebutkan jumlah korban akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) tahun 2015 lalu di Asia Tenggara mencapai 100.000 orang. Namun, banyak kalangan keberatan dengan data itu. Mereka menyebut data itu tidak akurat dan hanya bertujuan menyerang Indonesia sebagai produsen terbesar minyak kelapa sawit dunia dari isu lingkungan. Pengamat Kehutanan dan Lingkungan Ricky Avenzora mengatakan data yang disajikan di atas tidak dapat dipertanggungjwabkan. Berdasarkan fakta di lapangan penyebab kematian penduduk dalam rentang periode Karhutla 2015 tidak melulu disebabkan Karhutla.