Kebakaran Dasyat Melahap LA, Komitmen Target Emisi Karbon Harus Diperkuat



KONTAN.CO.ID - CALIFORNIA. Bencana alam di berbagai belahan dunia akibat perubahan iklim, kerusakan ekosistem dan polusi terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Itu sebabnya, kepedulian akan isu-isu lingkungan saat ini semakin mendesak.

Jika masyarakat, terutama para pemimpin dunia, abai dan tak mengambil langkah nyata dalam mengurangi emisi karbon, maka harus bersiap dari sekarang menghadapi potensi bencana alam baru, yang bisa menimbulkan kerugian besar. 

Cuaca ekstrem beberapa tahun terakhir telah banyak menimbulkan banjir hingga kebakaran hutan di banyak negara. Amerika Serikat (AS) termasuk salah satu negara yang sering mengalami kebakaran hutan. Terbaru, kebakaran besar melahap wilayah Los Angeles (LA) pada Kamis (9/1). 


Dampak bencana alam tak pandang bulu. Jika sudah terjadi maka semua orang di lokasi bencana akan menanggung dampaknya, tak peduli miskin atau kaya. Lihat saja, kebakaran di LA telah menghanguskan hampir 10.000 bangunan, termasuk rumah milik sejumlah bintang Hollywood ternama seperti Paris Hilton dan aktor James Woods.

Baca Juga: Deretan Selebriti Hollywood yang Kehilangan Rumah Akibat Kebakaran Hutan Los Angeles

Bencana terjadi di saat Donald Trump, presiden baru AS, menunjukkan kecenderungan kebijakan keluar dari komitmen global untuk mencapai target emisi karbon nol. Sejak masa kampanye, Trump telah menjanjikan akan mendorong AS kembali meningkatkan investasi energi fosil. 

Kerugian tak hanya dialami masyarakat secara langsung, tapi juga perusahaan-perusahaan asuransi. AccuWeather Inc memprediksi kebakaran tersebut kemungkinan akan menimbulkan kerusakan dan kerugian ekonomi sebesar US$ 135 miliar hingga US$ 150 miliar atau setara Rp 2.400 triliun.

"Kebakaran yang bergerak cepat dan didorong oleh angin ini telah menciptakan salah satu bencana kebakaran hutan yang paling merugikan dalam sejarah modern AS," kata Kepala Meteorologi AccuWeather Jonathan Porter dilansir Euro News, Sabtu (11/1)

Sebagai perbandingan, AccuWeather menghitung total kerugian dan dampak ekonomi dari kebakaran hutan di Maui pada 2023 berkisar di angka US$ 13 hingga US$ 16 miliar.

Konsultan CoreLogic mencatat, ada lebih dari 456.000 rumah di wilayah metropolitan LA dan Riverside yang berisiko sedang atau tinggi terhadap kebakaran hutan, dengan nilai rekonstruksi sekitar US$ 300 miliar.

Baca Juga: Bagaimana Awal Mula Kebakaran di Los Angeles Menjadi Tak Terkendali?

Sementara JP Morgan memperkirakan kerugian yang tertanggung asuransi akibat kebakaran ini dapat mencapai US$ 20 miliar. 

Ini bukan pertama kali AS mengalami kebakaran. Di tahun 2023 saja, wilayah AS telah mengalami lebih dari dua lusin kasus kebakaran hutan dengan kerugian miliaran dollar. 

Dengan melihat besarnya kerugian akibat bencana alam, seharusnya Trump sebagai pemimpin AS sadar akan pentingnya komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan, terutama mendorong energi hijau. 

Sebelumnya, laporan Swiss Re Institut memperkirakan, klaim yang harus dibayar perusahaan asuransi secara global akibat bencana alam mencapai sekitar US$ 135 miliar sepanjang 2024. Adapun total kerugian ekonomi akibat bencana alam diprediksi mencapai US$ 310 miliar. Angka kerugian tersebut naik sekitar 6% secara tahunan.    

Selanjutnya: 4 Makanan yang Tidak Boleh Dimakan saat Minum Kopi, Awas GERD!

Menarik Dibaca: 4 Makanan yang Tidak Boleh Dimakan saat Minum Kopi, Awas GERD!

Editor: Dina Hutauruk