JAKARTA. Banjirnya impor terpal plastik dari China membuat industri terpal plastik nasional kelabakan. Karenanya, industri dalam negeri mengajukan safeguard (perlindungan dalam negeri) untuk produk ini. Sayangnya, proses pengajuan safeguard yang memakan waktu lama membuat impor terpal plastik tahun ini kemungkinan belum bisa dibendung.Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Aromatik, Olefin dan Plastik (Inaplas) Fajar A.D Budiyono mengatakan saat ini asosiasi tengah melakukan penghitungan kerugian industri akibat membanjirnya impor terpal plastik dari China ini. "Mungkin akhir September ini kita baru bisa ajukan data kerugian industri ke KPPI (Komite Pengawasan Perdagangan Indonesia)," ujar Fajar, Senin (23/8).Karena itu pula, kemungkinan besar penerapan safeguard terpal plastik belum bisa dilakukan pada tahun ini. Akibatnya, Fajar memperkirakan volume impor terpal plastik dari china tahun ini berpotensi untuk melonjak hingga dua sampai tiga kali lipat ketimbang tahun 2009 lalu. Catatan saja, pada tahun 2009 lalu impor terpal plastik sebesar 1.675 ton atau melonjak 94,7% ketimbang tahun 2008 yang sebesar 860 ton.Dengan asumsi peningkatan impor terpal plastik tahun ini tiga kali lipat, artinya volume impor terpal plastik dari China bisa mencapai sekitar 5.025 ton. Beberapa waktu lalu, Sekretaris eksekutif Komite Pengawasan Perdagangan Indonesia (KPPI) Djoko Mulyono membenarkan adanya laporan dari asosiasi mengenai lonjakan impor terpal plastik asal China ini. Hanya saja, Djoko mengatakan KPPI belum bisa menindaklanjuti laporan dari Inaplas karena KPPI belum mendapatkan laporan kerugian industri akibat membanjirnya impor terpal plastik dari China. "Setelah ada laporan kerugian, baru KPPI akan melakukan penyelidikan," ujarnya beberapa waktu lalu.Fajar menghitung, dari sekitar 10 produsen terpal plastik yang ada di Indonesia, saat ini sudah ada tujuh produsen yang resmi mengajukan permohonan atau petisi pengajuan safeguard ini. Sayangnya, ia belum mau membeberkan nama-nama perusahaan tersebut. "Salah satunya produsen terpal terbesar," katanya.Saat ini, total kapasitas terpasang dari produsen terpal plastik nasional itu sebesar 22.000 ton per tahun. Semula, kapasitas terpakai (utilisasi) industri ini sekitar 80%-90% dari kapasitas terpasang. Dengan membanjirnya impor ini, maka utilisasi industri terpal plastik melorot menjadi sekitar 50%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kebanjiran terpal dari China, industri minta safeguard
JAKARTA. Banjirnya impor terpal plastik dari China membuat industri terpal plastik nasional kelabakan. Karenanya, industri dalam negeri mengajukan safeguard (perlindungan dalam negeri) untuk produk ini. Sayangnya, proses pengajuan safeguard yang memakan waktu lama membuat impor terpal plastik tahun ini kemungkinan belum bisa dibendung.Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Aromatik, Olefin dan Plastik (Inaplas) Fajar A.D Budiyono mengatakan saat ini asosiasi tengah melakukan penghitungan kerugian industri akibat membanjirnya impor terpal plastik dari China ini. "Mungkin akhir September ini kita baru bisa ajukan data kerugian industri ke KPPI (Komite Pengawasan Perdagangan Indonesia)," ujar Fajar, Senin (23/8).Karena itu pula, kemungkinan besar penerapan safeguard terpal plastik belum bisa dilakukan pada tahun ini. Akibatnya, Fajar memperkirakan volume impor terpal plastik dari china tahun ini berpotensi untuk melonjak hingga dua sampai tiga kali lipat ketimbang tahun 2009 lalu. Catatan saja, pada tahun 2009 lalu impor terpal plastik sebesar 1.675 ton atau melonjak 94,7% ketimbang tahun 2008 yang sebesar 860 ton.Dengan asumsi peningkatan impor terpal plastik tahun ini tiga kali lipat, artinya volume impor terpal plastik dari China bisa mencapai sekitar 5.025 ton. Beberapa waktu lalu, Sekretaris eksekutif Komite Pengawasan Perdagangan Indonesia (KPPI) Djoko Mulyono membenarkan adanya laporan dari asosiasi mengenai lonjakan impor terpal plastik asal China ini. Hanya saja, Djoko mengatakan KPPI belum bisa menindaklanjuti laporan dari Inaplas karena KPPI belum mendapatkan laporan kerugian industri akibat membanjirnya impor terpal plastik dari China. "Setelah ada laporan kerugian, baru KPPI akan melakukan penyelidikan," ujarnya beberapa waktu lalu.Fajar menghitung, dari sekitar 10 produsen terpal plastik yang ada di Indonesia, saat ini sudah ada tujuh produsen yang resmi mengajukan permohonan atau petisi pengajuan safeguard ini. Sayangnya, ia belum mau membeberkan nama-nama perusahaan tersebut. "Salah satunya produsen terpal terbesar," katanya.Saat ini, total kapasitas terpasang dari produsen terpal plastik nasional itu sebesar 22.000 ton per tahun. Semula, kapasitas terpakai (utilisasi) industri ini sekitar 80%-90% dari kapasitas terpasang. Dengan membanjirnya impor ini, maka utilisasi industri terpal plastik melorot menjadi sekitar 50%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News