Kebanyakan tidur di weekend bikin lelah saat kerja



JAKARTA. Kebanyakan para profesional muda menghabiskan waktu bekerja melampui batas yang seharusnya, misalnya, lembur hingga tengah malam dan pagi hari.

Alhasil, Anda pun jadi kurang tidur. Namun, masalah kurang tidur ini biasanya “dibayar” dengan tidur lebih lama saat akhir pekan. Hati-hati, cara tersebut salah.

Menurut studi yang diselenggarakan oleh University of Arizona, kebiasaan membayar tidur di akhir pekan tersebut memiliki istilah social jet lag. Artinya, Anda tidur lebih malam dan bangun lebih siang pada akhir pekan.


Studi mengungkapkan, kebiasaan ini justru membuat tubuh Anda semakin lelah pada hari-hari kerja di minggu berikut.

“Ritual tidur lebih malam di akhir pekan dan bangun lebih siang memberikan efek tidak baik pada tubuh seperti ketika Anda terbang pada hari Jumat sampai dengan Minggu ke Paris, New York, Los Angeles, dan Jepang. Lalu, Anda kembali ke kota asal di hari Senin,” jelas Till Roenneberg, PhD.

Oleh karena itulah efek tubuh kelelahan akibat kebanyakan tidur di akhir pekan disebut social jet lag.

Pada studi ini, ketua penelitian, Sierra Forbush, dan tim, menganalisis 948 responden di Pennsylvania, AS.

Kebanyakan responden memiliki kebiasaan bekerja maksimal di hari Senin hingga Jumat dan membayar kurang tidur di akhir pekan.

Forbush menemukan responden yang memiliki pola hidup demikian mengalami kesehatan tubuh menurun, emosional tidak stabil, dan kelelahan tidur yang akut.

Peneliti menemukan bahwa 85% responden bangun lebih siang di akhir pekan dan mereka memperlihatkan emosional yang tidak stabil dan kelelahan kronis.

Selain itu, peneliti juga mengungkapkan bahwa mereka yang memiliki gaya hidup social jet lag berpotensi menderita penyakit jantung 11% lebih tinggi.

“Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa pola tidur normal dan teratur merupakan cara paling efektif dalam mempertahankan kesehatan tubuh. Sebab, kurang tidur terus-menerus akan berujung pada sejumlah penyakit mematikan,” pungkasnya. (Syafrina Syaaf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan