Keberadaan MRT belum membawa efek signifikan ke pedagang Blok M Square



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keberadaan moda raya transportasi (MRT) membuat sebagian besar warga ibukota jadi keranjingan naik transportasi anyar tersebut. Terlebih rute yang dilalui Ratangga, demikian label dari MRT ini, tergolong strategis, yakni mulai dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI.

Dari rute tersebut ada satu nama stasiun yang dulunya menjadi salah satu tempat keramaian dan pusat ritel di ibukota, yakni Blok M. Di sana, ada beberapa area pusat belanja seperti Blok M Plaza, serta Blok M Square.

Khusus Blok M Plaza mendapat berkah tersendiri. Pasalnya stasiun Blok M punya pintu khusus menuju pusat perbelanjaan tersebut. Tapi tidak dengan Blok M Square. Sebab "Tidak ada akses jalan khusus menuju area perdagangan Blok M Square," kata Yosjon, penjual buku bacaan di Blok M Square kepada KONTAN, Rabu (22/5).


Lokasi Blok M Square sejatinya tidaklah terlalu jauh dari stasiun MRT Blok M. Saat KONTAN berjalan kaki dari stasiun menuju Blok M Square, butuh waktu sekitar lima menit saja untuk sampai ke salah satu pintu pusat belanja tersebut.

Saat masuk ke pusat belanja tujuh lantai tersebut, memang masih banyak pedagang berskala kecil dan menengah. Mulai dari penjual aksesori, pakaian, sepatu, perlengkapan ibadah, tas, obat, serta buku.

Semenjak MRT beroperasi pada April 2019 kemarin, ternyata para pedagang yang berjualan di Blok M Square tidak merasakan kenaikan penjualan yang signifikan. "Biasa saja, sih. Kalau ada kenaikan iya, tapi cuma sedikit," kata Nurma Indah, karyawan toko sepatu di lantai Upper Ground Blok M Square kepada KONTAN, Rabu (22/5). Ia tidak memperinci kenaikan omzet yang didapat.

Senada, Bagus Saputra karyawan Toko Sepatu Jelita mengatakan, keberadaan stasiun MRT belum menunjukkan dampak besar pada penjualan dagangannya. "Rata-rata sehari 50 pasang, kalau ramai di akhir pekan, tapi keberadaan MRT tidak terlalu pengaruh," tuturnya.

Sayangnya Bagus juga tidak merinci kenaikan penjualan yang terjadi setelah keberadaan MRT. Tapi ia pastikan, kenaikan yang lebih bagus justru pernah ia rasakan saat angkutan umum masih diperbolehkan melintas di areal pusat belanja tersebut.

Hal serupa juga dialami Yosjon. Dua bulan sudah kehadiran MRT, namun tak ada dampak signifikan pada penjualan bukunya. "Biasa saja, tidak ada perubahan yang berarti," tuturnya.

Untuk menyiasati sepinya pembeli, ia mulai memanfaatkan marketplace seperti Bukalapak. Meskipun ia tahu, bahwa persaingan harga jual di pasar online sangat ketat.

Meski begitu, para pedagang di Blok M Square masih berharap adanya tuah dari keberadaan MRT Jakarta bagi bisnis mereka di masa depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon