KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persepsi risiko berinvestasi di Indonesia mulai kembali naik. Hal tersebut tercermin dari level credit default swap (CDS) tenor 10 tahun Indonesia pada Jumat (15/1) ada di level 137,13. Level tersebut merupakan yang paling tinggi sejak pertengahan November 2020. Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengungkapkan, kenaikan CDS Indonesia merupakan respons wajar seiring belakangan kondisi di Indonesia yang cukup merisaukan. Dengan terus bertambahnya kasus Covid-19, bahkan selalu pecah rekor tiap harinya, wajar akhirnya timbul kekhawatiran di antara pelaku pasar. “Selain dari CDS Indonesia yang naik, kekhawatiran investor dapat tercermin dari yield obligasi SUN acuan 10 tahun yang sudah berada di level 6,18%. Kepemilikan SBN oleh investor asing juga telah turun sebesar Rp 5,33 triliun menjadi Rp 976,51 triliun dalam sepekan hingga 14 Januari,” kata Ramdhan kepada Kontan.co.id, Senin (18/1).
Keberhasilan vaksinasi jadi salah satu faktor yang bisa menurunkan CDS Indonesia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persepsi risiko berinvestasi di Indonesia mulai kembali naik. Hal tersebut tercermin dari level credit default swap (CDS) tenor 10 tahun Indonesia pada Jumat (15/1) ada di level 137,13. Level tersebut merupakan yang paling tinggi sejak pertengahan November 2020. Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengungkapkan, kenaikan CDS Indonesia merupakan respons wajar seiring belakangan kondisi di Indonesia yang cukup merisaukan. Dengan terus bertambahnya kasus Covid-19, bahkan selalu pecah rekor tiap harinya, wajar akhirnya timbul kekhawatiran di antara pelaku pasar. “Selain dari CDS Indonesia yang naik, kekhawatiran investor dapat tercermin dari yield obligasi SUN acuan 10 tahun yang sudah berada di level 6,18%. Kepemilikan SBN oleh investor asing juga telah turun sebesar Rp 5,33 triliun menjadi Rp 976,51 triliun dalam sepekan hingga 14 Januari,” kata Ramdhan kepada Kontan.co.id, Senin (18/1).