JAKARTA. Neraca dagang Mei mencatatkan surplus sebesar US$ 69,9 juta. Keberlanjutan neraca dagang untuk bisa terus surplus diprediksi baru bisa terjadi setelah Agustus."Karena sampai dengan Juli masih sibuk dengan urusan pemilihan presiden dan puasa. Setelah itu mungkin muncul kestabilan dari September ke atas," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo di Jakarta, Selasa (1/7).Pemilihan presiden dan puasa tentu membuat impor kian melebar. Bila pada bulan April impor minyak mentah mencapai US$ 1,07 miliar, maka pada bulan Mei naik menjadi US$ 1,3 miliar. Impor yang meningkat tersebut sebagai antisipasi kebutuhan menjelang Lebaran dan liburan ajaran baru.Di sisi lain, kunci neraca dagang untuk bisa surplus adalah pada ekspor non migas. Kalau ekspor non migas bisa terus positif maka bisa menutupi defisit migas yang masih akan terjadi hingga Lebaran dan ajaran baru berakhir.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Keberlanjutan surplus baru bisa diketahui Agustus
JAKARTA. Neraca dagang Mei mencatatkan surplus sebesar US$ 69,9 juta. Keberlanjutan neraca dagang untuk bisa terus surplus diprediksi baru bisa terjadi setelah Agustus."Karena sampai dengan Juli masih sibuk dengan urusan pemilihan presiden dan puasa. Setelah itu mungkin muncul kestabilan dari September ke atas," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo di Jakarta, Selasa (1/7).Pemilihan presiden dan puasa tentu membuat impor kian melebar. Bila pada bulan April impor minyak mentah mencapai US$ 1,07 miliar, maka pada bulan Mei naik menjadi US$ 1,3 miliar. Impor yang meningkat tersebut sebagai antisipasi kebutuhan menjelang Lebaran dan liburan ajaran baru.Di sisi lain, kunci neraca dagang untuk bisa surplus adalah pada ekspor non migas. Kalau ekspor non migas bisa terus positif maka bisa menutupi defisit migas yang masih akan terjadi hingga Lebaran dan ajaran baru berakhir.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News