Kebiasaan menjalankan new normal saat pandemi corona belum mereda



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada bulan Juni 2020 pemerintah menetapkan era New Normal atau kenormalan baru dalam kehidupan yaitu beraktivitas diluar rumah tanpa meninggalkan protokol kesehatan dengan tetap menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan tetap mencuci tangan sesering mungkin.

Seperti yang sudah kita ketahui bersama, secara tidak langsung, New Normal ini memaksa khalayak untuk melakukan kebiasaan baru, yaitu melaksanakan protokol kesehatan, yang membuat kebiasaan ini menjadi budaya populer di berbagai negara, salah satunya di Indonesia.

Seperti pengalaman CEO Arkadia Digital Media (DIGI), William Martaputra yang mengaku pada awalnya kaget dengan kebiasaan-kebiasaan pada saat menjalankan new normal. Tetapi lama kelamaan Ia menjadi terbiasa menjalaninya.


"Ya dalam menerapkan new normal selain menjalankan 3M dengan dengan tetap menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan tetap mencuci tangan sesering mungkin, juga jadwal-jadwal meeting sebisa mungkin diubah menjadi virtual meeting via zoom. Kecuali beberapa meeting yang benar-benar mesti ketemu secara fisik," ujar William kepada kontan.co.id, Minggu (3/1).

Selain itu menurutnya, ketika bertemu orang Ia tetap menerapkan jaga jarak. Selain daripada itu, Ia menilai rapid test antigen secara rutin itu sangat perlu untuk dilakukan, baik di lingkungan pekerjaan ataupun keluarga. "Sehingga jika ada yang reaktif bisa diambil langkah lanjutan seperti PCR Swab, contact tracing, dan sebagainya," katanya.

Sementara itu dalam menerapkan new normal di lingkungan kantor pihaknya menerapkan kebijakan rotasi atau bergiliran. Jadi, hanya sekitar 25% dari karyawan yang secara fisik hadir di kantor sisanya menjalankan work from home (WHF), dan setiap karyawan minimal menghabiskan waktu satu minggu di kantor secara bergiliran.

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Minggu (3/1): Bertambah 6.877 kasus, selalu jaga jarak

"Misalnya ada 4 karyawan, Ya minggu pertama karyawan A masuk kantor, karyawan B C D nya WHF. Minggu kedua karyawan B yang masuk kantor, karyawan A C D nya WFH, begitu seterusnya," katanya.

Menurutnya sangat penting untuk setiap karyawan masih merasakan masuk kantor, supaya bisa menjaga mental nya. Karena WFH kelamaan juga menurut William tidak baik dan bisa merusak mental kerja. Jadi langkah yang pihaknya ambil yaitu rotasi atau bergiliran.

Sementara dalam menjalankan new normal di 2021, William mengaku persiapan yang dilakukan sama saja seperti persiapan nya di tahun 2020 kemarin. Hanya saja, Ia berharap dengan dimulai nya program vaksinasi dari pemerintah keadaan akan menjadi lebih baik dan kondusif kedepan nya. "Sehingga bisa berangsur-angsur kembali normal seperti sebelum nya," imbuh William.

Sementara Direktur Utama PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) Merza Fachys mengaku, pengalaman dalam menerapkan new normal sudah semakin dirasakan sebagai kehidupan normal. "Jadi inilah memang cara hidup normal sekarang ini, dan kita sudah semakin terbiasa dengan hal ini," ujar Merza.

Ia mengaku dalam menjalankan kegiatan selama new normal di kantor hingga sekarang berjalan baik. Dengan pola work from home (WFH) dan work from office (WFO) atau 50:50 selama seminggu-seminggu. "Proses-proses internal sudah hampir semuanya dilakukan secara digital, dan diharapkan tahun ini tidak ada lagi yang tidak bisa digital," katanya.

Sementara di 2021 Ia berharap sebagian dari masyarakat sudah berhasil mendapatkan vaksin, sehingga kehidupan akan lebih berdinamika kembali. Namun tetap sebagian masih bergantung pada imunitas mandiri, sehingga kehidupan new normal yang sudah berjalan tetap akan berlanjut.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Waspada yang ingin berlibur, ini zona merah corona di Indonesia per akhir 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .