KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja saham sektor perkebunan mendaki 9,29% sepanjang kuartal III 2018. Namun, belakangan ini harga saham sektor perkebunan cenderung melandai karena ada beberapa sentimen negatif. Mengutip data Bloomberg, ada beberapa saham sektor perkebunan yang likuid dan naik cukup tinggi. Di antaranya, saham PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) yang naik 28,79% dan PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) yang naik 18,08%. Sementara itu, saham PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT), PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT) dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) masing-masing naik sebesar 15,42%, 12,85% dan 10,71%.
Sedangkan saham yang turun tajam, di antaranya saham PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) yang turun drastis menjadi 13,09% sepanjang kuartal III 2018. Lalu, saham PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk (UNSP), PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), dan PT Golden Plantation Tbk (GOLL) masing-masing turun 10,43%, 6,40% dan 1,96%. Analis Phintraco Sekuritas Rendy Wijaya mengatakan, kenaikan signifikan dari saham-saham sektor perkebunan sangat dipengaruhi oleh sentimen dari perluasan program B20. "Terdapat sentimen positif dari potensi peningkatan kinerja didukung oleh kenaikan permintaan CPO domestik," ujarnya. Sayangnya, menjelang akhir kuartal III 2018, terdapat sentimen negatif terkait kendala distribusi bahan baku pembuatan B20. Sehingga, kenaikan saham sektor ini cenderung terbatas. Rendy melanjutkan, faktor pendorong fluktuasi harga saham CPO lebih disebabkan isu terhadap fundamental dari emiten sektor ini. "Selain itu, saham-saham tersebut memiliki likuiditas perdagangan yang cenderung minim. Dan selama dibayangi oleh sentimen negatif terkait distribusi B20 yang kurang optimal, diperkirakan harga saham emiten sektor perkebunan akan cukup berat untuk menguat kembali," paparnya. Rendy menambahkan, dengan kendala distribusi tersebut dan masa berlaku program yang baru dijalankan menjelang penutupan tahun ini, maka efeknya terhadap kinerja emiten cenderung terbatas. "Sehingga secara keseluruhan, diperkirakan mayoritas emiten akan mengalami penurunan kinerja dibanding tahun 2017. Tapi, untuk tahun 2019, efek dari perluasan B20 berpotensi lebih signifikan," tandasnya.
Karena alasan tersebut, Rendy menyarankan untuk
wait and see saham-saham sektor perkebunan. Sementara itu, analis Trimegah Sekuritas Rovandi mengatakan, jika tidak ada sentimen positif dari B20, maka seluruh saham di sektor CPO berpotensi downtrend. "Di tambah sebentar lagi musim hujan yang berpotensi mengurangi jumlah produksi CPO. Maka, untuk saham-saham tersebut saya sarankan
wait and see dulu," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Narita Indrastiti