Kebijakan B35 Diharapkan Dongkrak Permintaan Minyak Kelapa Sawit di Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) menyampaikan bahwa catatan kinerja periode kuartal II 2023 masih melalui review.

Namun begitu, proyeksi kinerja masih sesuai dengan apa yang ditargetkan pada awal tahun. Head of Investor Relation Sampoerna Agro Stefanus Darmagiri menjabarkan proyeksi pertumbuhan laba dan pendapatan tahun ini sangat ditentukan oleh harga jual crude palm oil (CPO).

Hal ini, tentu erat kaitannya pada mekanisme pasar dan fluktuasi harga. Di sisi lain, SGRO juga masih sangat optimistis dengan industri crude palm oil (CPO) tahun ini.


Lantaran adanya katalis implementasi B35 Indonesia yang telah dimulai pada bulan Februari 2023. Pihaknya berharap kebijakan B35 diharapkan dapat meningkatkan permintaan minyak kelapa sawit di Indonesia.

"Kami menargetkan produksi TBS sebesar 5% sampai 10% yoy untuk tahun 2023," ujar Stefanus kepada Kontan belum lama ini.

Baca Juga: Pendapatan Sampoerna Agro (SGRO) di Kuartal I 2023 Naik, Tapi Labanya Turun

Ia melanjutkan, optimisme lainnya datang dari kondisi curah hujan yang sangat baik dalam 2 tahun terakhir ini. SGRO melihat bahwa produksi tahun ini akan lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Stefanus juga menambahkan proses penjualan SGRO juga tidak terkena pengaruh boikot Uni Eropa terhadap CPO secara langsung. Stefanus menjelaskan, hal ini karena Perseroan tidak melakukan ekspor secara langsung. Seluruh CPO Perseroan dijual ke pasar domestik.

Sebagai informasi, SGRO pada kuartal I 2023 mencatatkan peningkatan pendapatan ke Rp 1,40 triliun dari Rp 1,25 triliun di periode yang sama sebelumnya di tahun 2022. Namun, laba SGRO hanya sebesar Rp 71,2 miliar, turun dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 249,2 miliar.

Hal itu salah satunya disebabkan oleh meningkatnya beban pokok penjualan dan pendapatan menjadi Rp 1,16 triliun. Pada kuartal I 2022, beban pokok penjualan dan pendapatan SGRO hanya Rp 806,5 miliar.

Tahun ini SGRO mengalokasikan modal belanja sekitar Rp400 miliar hingga Rp700 miliar. Sekitar 50% akan dialirkan pada pengembangan kebun dan pemeliharaan aset.

 
SGRO Chart by TradingView

"Alokasi belanja modal pada tahun 2023 berkisar sekitar Rp 400 miliar –Rp 700 miliar. Sekitar 50% dari belanja modal untuk pengembangan perkebunan dan sisanya untuk pemeliharaan aset tetap seperti bangunan, infrastruktur dan mesin," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .