Kebijakan BBM tak jelas, inflasi melaju



JAKARTA. Ketidakpastian kebijakan terkait BBM bersubsidi masih membayangi inflasi April 2012 ini. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi April 2012 tercatat sebesar 0,21%. Sepanjang Januari hingga April 2012 inflasi tercatat sebesar 1,09%, sedangkan inflasi tahunan tercatat sebesar 4,5%. Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin menjelaskan berbeda dengan tahun sebelumnya yang deflasi, April tahun ini justru mengalami inflasi. "Dampak psikologis karena rencana kenaikan harga BBM itu masih ada," ujarnya Selasa (1/5). Seperti diketahui, pemerintah belum menaikkan harga BBM bersubsidi yang rencananya dilakukan per 1 April lalu. Setelah itu, pemerintah kembali merencanakan pembatasan BBM bersubsidi pada Mei ini. Sayangnya, hingga saat ini pembatasan BBM juga belum jelas. Suryamin bilang setidaknya ada enam komoditas yang mendorong inflasi, yaitu bawang putih dan cabai rawit yang menyumbang inflasi masing-masing 0,03%, bawang merah dan minyak goreng masing-masing menyumbang inflasi 0,02%, rokok keretek filter dan juga gula pasir. Sedangkan yang mendorong deflasi adalah beras, telur ayam ras, daging ayam ras dan emas perhiasan. Direktur Statistik Barang dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo menjelaskan psikologi kenaikan harga BBM memang masih terasa. Ini terlihat dari kenaikan beberapa harga barang kebutuhan. "Nampaknya pedagang mempersiapkan stok barang yang cukup sehingga mereka menaikkan harga untuk menjaga ketika ada penyesuaian BBM mereka sudah siap," ujarnya. Nah, akibat ketidakpastian yang tinggi para pelaku pasar justru melakukan penyesuaian harga dalam jumlah kecil tapi berkepanjangan. Imbasnya, angka inflasi juga terus merangkak. Ekonom BCA David Sumual mengungkapkan belum adanya kebijakan harga BBM bersubsidi membuat ketidakpastian pasar semakin tinggi. Alhasil, ekspektasi masyarakat terus meningkat dan mendongkrak harga kebutuhan pokok. "Ini membuat April yang biasanya deflasi menjadi inflasi," jelasnya baru-baru ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: