KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banjir produksi membuat harga aluminium kembali masuk tren bearish. Selasa (7/8), harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange melemah 0,24% jadi US$ 2.038 per ton dibanding hari sebelumnya. Dalam sepekan pun, harganya anjlok 2,07%. Analis Asia Tradepoints Futures Andri Hardianto mengatakan, pelemahan aluminium terjadi setelah produksi dan ekspor aluminium China meningkat. "Kenaikan terjadi karena smelter di China mulai berproduksi dan ini membuat cadangan aluminium global bertambah dan akhirnya malah menekan harga," jelas dia, Rabu (8/8). Kenaikan produksi akhirnya membuat ekspor China menggendut. Data dari Biro Bea Cukai China mencatat, ekspor aluminium Negeri Tirai Bambu Juli lalu naik menjadi 519.000 ton. Ini adalah level tertinggi sejak Desember 2014. Bahkan, dalam tujuh bulan pertama 2018, ekspor aluminium China melonjak 14% menjadi 3,23 juta ton.
Kebijakan China menghantam harga aluminium
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banjir produksi membuat harga aluminium kembali masuk tren bearish. Selasa (7/8), harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange melemah 0,24% jadi US$ 2.038 per ton dibanding hari sebelumnya. Dalam sepekan pun, harganya anjlok 2,07%. Analis Asia Tradepoints Futures Andri Hardianto mengatakan, pelemahan aluminium terjadi setelah produksi dan ekspor aluminium China meningkat. "Kenaikan terjadi karena smelter di China mulai berproduksi dan ini membuat cadangan aluminium global bertambah dan akhirnya malah menekan harga," jelas dia, Rabu (8/8). Kenaikan produksi akhirnya membuat ekspor China menggendut. Data dari Biro Bea Cukai China mencatat, ekspor aluminium Negeri Tirai Bambu Juli lalu naik menjadi 519.000 ton. Ini adalah level tertinggi sejak Desember 2014. Bahkan, dalam tujuh bulan pertama 2018, ekspor aluminium China melonjak 14% menjadi 3,23 juta ton.