KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Joe Biden, adalah pengembangan energi baru terbarukan atau energi hijau (green energy). Hal ini berbanding terbalik dengan pendahulunya, yakni Donald Trump, yang pro dengan penggunaan energi konservatif sebagai penggerak ekonomi. Salah satunya adalah rencana mendorong produksi mobil listrik. Hal ini tercantum dalam rencana penanggulangan perubahan iklim, yang akan digunakan untuk mengatasi perubahan iklim, menargetkan jaringan listrik bebas emisi karbon pada 2035, dan pengembangan sektor transportasi dekarbonisasi melalui pembuatan mobil listrik. Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Maryoki Pajri Alhusnah mengamini, kebijakan Biden ini akan menjadi katalis positif terhadap harga komoditas nikel dan timah. Dia bilang, kampanye ini akan meningkatkan ekspektasi penggunaan kendaraan listrik (electric vehicles) ke depannya.
Kebijakan green energy Biden akan menguntungkan emiten penambang logam
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Joe Biden, adalah pengembangan energi baru terbarukan atau energi hijau (green energy). Hal ini berbanding terbalik dengan pendahulunya, yakni Donald Trump, yang pro dengan penggunaan energi konservatif sebagai penggerak ekonomi. Salah satunya adalah rencana mendorong produksi mobil listrik. Hal ini tercantum dalam rencana penanggulangan perubahan iklim, yang akan digunakan untuk mengatasi perubahan iklim, menargetkan jaringan listrik bebas emisi karbon pada 2035, dan pengembangan sektor transportasi dekarbonisasi melalui pembuatan mobil listrik. Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Maryoki Pajri Alhusnah mengamini, kebijakan Biden ini akan menjadi katalis positif terhadap harga komoditas nikel dan timah. Dia bilang, kampanye ini akan meningkatkan ekspektasi penggunaan kendaraan listrik (electric vehicles) ke depannya.