Kebijakan Jepang tunda wajib sertifikat RSPO tak berdampak langsung ke MGRO



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Emiten-emiten kelapa sawit diprediksi bakal mendapat sentimen positif dari kebijakan Jepang menunda kewajiban sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) untuk perusahaan minyak sawit selama 2 tahun dan mulai diwajibkan pada 31 Maret 2019.

Hal ini bakal jadi sentimen positif bagi harga sawit dan jadi angin segar bagi Crude Palm Oil (CPO) Tanah Air yang kesulitan menembus pasar Uni Eropa.

Pihak PT Mahkota Group Tbk (MGRO) melihat hal tersebut tak berdampak secara langsung ke kinerjanya lantaran saat ini belum membidik pasar ekspor.


"Memang saat ini, MGRO belum memasuki pasar ekspor. Namun hal ini akan berdampak pada peningkatan penjualan CPO bagi customer MGRO yang berorientasi ekspor terutama ke Negara Jepang," ujar Direktur Utama MGRO Usli Sarsy kepada kontan.co.id, Senin (1/4).

Terkait upaya untuk merambah pasar luar negeri, Usli bilang, MGRO saat ini masih mencoba mengkaji dari berbagai aspek sebelum memasuki pasar ekspor. "Untuk saat ini, kami berusaha pelajari dulu berbagai aspek dan belum bisa berikan kepastian jadwalnya," lanjut dia.

Sementara itu, analis Artha Sekuritas Indonesia Juan Harahap menyatakan bahwa sentimen tersebut hanya bersifat temporal.

"Menurut saya hal ini akan berlaku sementara saja dikarenakan hanya memperpanjang waktu untuk persiapan saja. Dan saya rasa harus ada kenaikan demand yang signifikan agar harga CPO bisa recover," ujar Juan.

Maka ia pun merekomendasikan untuk wait and see atas sektor perkebunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli