KONTAN.CO.ID - Langkah Bank Indonesia (BI) melonggarkan kebijakan makroprudensial berupa perubahan skema batasan rasio kredit terhadap nilai agunan (Loan to Value atau LTV) secara spasial dikhawatirkan akan menimbulkan distorsi pasar. Sebab, bisa jadi dengan nilai LTV yang berbeda antar daerah, akan mendorong konsumen properti dan otomotif untuk memilih daerah dengan LTV yang lebih bagus. Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan mengatakan, rencana BI untuk menerapkan LTV spasial berpotensi menimbulkan distorsi sehingga perlu diperhatikan BI. "Di wilayah A misalnya, LTV untuk properti bagus (diperlonggar). Lalu wilayah B kurang bagus. Maka yang di B bisa ke A saja. Untuk otomotif juga moveable kan," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (24/8). Walau ada sisi negatif, namun dia berharap, jika benar kebijakan ini dijalankan maka akan mampu mendorong pertumbuhan konsumsi dan kredit, terutama di sektor properti dan otomotif. "Diperlukan kebijakan yang dapat menciptakan permintaan terhadap sektor properti," katanya. Menurutnya rencana LTV spasial yang telah disebutkan BI diharapkan sejalan dengan upaya untuk mendorong ekonomi bergerak lebih cepat.
Kebijakan LTV spasial BI bisa mendistorsi pasar
KONTAN.CO.ID - Langkah Bank Indonesia (BI) melonggarkan kebijakan makroprudensial berupa perubahan skema batasan rasio kredit terhadap nilai agunan (Loan to Value atau LTV) secara spasial dikhawatirkan akan menimbulkan distorsi pasar. Sebab, bisa jadi dengan nilai LTV yang berbeda antar daerah, akan mendorong konsumen properti dan otomotif untuk memilih daerah dengan LTV yang lebih bagus. Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan mengatakan, rencana BI untuk menerapkan LTV spasial berpotensi menimbulkan distorsi sehingga perlu diperhatikan BI. "Di wilayah A misalnya, LTV untuk properti bagus (diperlonggar). Lalu wilayah B kurang bagus. Maka yang di B bisa ke A saja. Untuk otomotif juga moveable kan," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (24/8). Walau ada sisi negatif, namun dia berharap, jika benar kebijakan ini dijalankan maka akan mampu mendorong pertumbuhan konsumsi dan kredit, terutama di sektor properti dan otomotif. "Diperlukan kebijakan yang dapat menciptakan permintaan terhadap sektor properti," katanya. Menurutnya rencana LTV spasial yang telah disebutkan BI diharapkan sejalan dengan upaya untuk mendorong ekonomi bergerak lebih cepat.