JAKARTA. Kebijakan moneter diperkirakan masih ketat hingga tahun depan, karena Indonesia masih menghadapi defisit neraca transaksi berjalan. Ekonom Senior PT Mandiri Sekuritas Aldian Taloputra mengatakan, meski neraca berjalan masih defisit, namun nilainya akan menurun."Meskipun kita harapkan defisit neraca transaksi berjalan turun, sebenarnya penurunannya tidak kita expect bisa di bawah 2 persen tahun depan. Karena sebagian besar dari defisit neraca transaksi berjalan itu masih disebabkan faktor-faktor di luar kendali BI. Contohnya harga minyak, itu masih tinggi," kata Aldian di Jakarta, Kamis (19/12/2013). Adanya faktor-faktor tersebut, ditambah Pemilu yang akan diselenggarakan tahun depan, Aldian memandang tinggal kebijakan moneter yang dapat menjaga stabilitas keuangan Indonesia. Oleh karena itu, ia melihat kemungkinan besar kebijakan moneter masih akan ketat di tahun depan."Makanya kita masih belum melihat akan ada kelonggaran secara signifikan, karena kita perkirakan defisit neraca transaksi berjalan akan membaik tapi tidak signifikan banget karena ada sebagian dari defisit itu yang tidak bisa di-address karena disebabkan kebijakan-kebijakan yang lebih struktural untuk mengubah defisit neraca transaksi berjalan," jelasnya.Terkait dengan Pemilu tahun depan, lanjut Aldian, ia tidak mengharapkan ada kebijakan ekstrem dari sisi pemerintah. "Makanya kita pikir kebijakan moneter akan cenderung ketat," kata dia. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kebijakan moneter diproyeksi masih ketat di 2014
JAKARTA. Kebijakan moneter diperkirakan masih ketat hingga tahun depan, karena Indonesia masih menghadapi defisit neraca transaksi berjalan. Ekonom Senior PT Mandiri Sekuritas Aldian Taloputra mengatakan, meski neraca berjalan masih defisit, namun nilainya akan menurun."Meskipun kita harapkan defisit neraca transaksi berjalan turun, sebenarnya penurunannya tidak kita expect bisa di bawah 2 persen tahun depan. Karena sebagian besar dari defisit neraca transaksi berjalan itu masih disebabkan faktor-faktor di luar kendali BI. Contohnya harga minyak, itu masih tinggi," kata Aldian di Jakarta, Kamis (19/12/2013). Adanya faktor-faktor tersebut, ditambah Pemilu yang akan diselenggarakan tahun depan, Aldian memandang tinggal kebijakan moneter yang dapat menjaga stabilitas keuangan Indonesia. Oleh karena itu, ia melihat kemungkinan besar kebijakan moneter masih akan ketat di tahun depan."Makanya kita masih belum melihat akan ada kelonggaran secara signifikan, karena kita perkirakan defisit neraca transaksi berjalan akan membaik tapi tidak signifikan banget karena ada sebagian dari defisit itu yang tidak bisa di-address karena disebabkan kebijakan-kebijakan yang lebih struktural untuk mengubah defisit neraca transaksi berjalan," jelasnya.Terkait dengan Pemilu tahun depan, lanjut Aldian, ia tidak mengharapkan ada kebijakan ekstrem dari sisi pemerintah. "Makanya kita pikir kebijakan moneter akan cenderung ketat," kata dia. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News