Kebijakan moneter longgar China belum berhasil



BEIJING. Biaya peminjaman di pasar interbank China menjadi yang paling mahal selama tahun ini. Kondisi itu menunjukkan bahwa sampai saat ini kebijakan Bank Sentral China untuk memperlonggar kebijakan moneternya belum berhasil.

Bunga pembelian kembali (repurchase rate) untuk 7 hari berada pada kisaran 4,41%, naik dari awal tahun lalu yang sebesar 4,16%. Prosentase itu juga menjadi yang tertinggi sejak 2004.

Oleh karena itu Australia & New Zealand Banking Group Ltd dan AXA Investment Managers Ltd melihat Bank Sentral China akan kembali menurunkan rasio cadangannya pada bulan ini. Sedangkan Barclays Plc mengusulkan agar pemangkasan rasio cadangan perbankan dilakukan bulan depan.


Seperti diketahui, sebelumnya Bank Sentral China telah memangkas dua suku bunga acuannya dan menurunkan rasio cadangan perbankan untuk empat bulan. Namun pelonggaran moneter itu tidak mampu menurunkan biaya kredit. Kondisi itu disebabkan karena ekonomin China menghadapi capital outflows sehingga likuiditas mengetat.

Pelonggaran meneter dilakukan untuk mengejar target Perdana Menteri China Li Keqiang. Pada Minggu lalu mengatakan, LI Keqiang mengaku akan terus mengejar target pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 7%. "Saya masih berharap akan ada pemangkasan cadangan rasio cadangan perbankan," kata Rajeev De Mello, Asian fixed income analyst Schroder Investment Management Ltd di Singapore, Senin (16/3).

Editor: Uji Agung Santosa