JAKARTA. Faktor kebijakan moneter jadi masalah utama terkaparnya yen terhadap sterling pada perdagangan Senin (10/7) lalu. Kebijakan moneter Bank Sentral Jepang atawa Bank of Japan (BOJ) yang masih longgar membuat mata uang safe haven ini kalah dibanding poundsterling. Mengutip Bloomberg, Senin (10/7) pukul 17.29 WIB, pasangan GBP/JPY bergerak menguat ke level 147,01. Analis Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra menilai, penguatan pairing ini disebabkan oleh perbedaan kebijakan moneter antara dua negara tersebut. "Bank of England (BOE) yang sekarang sudah mengetatkan kebijakan, membuat poundsterling terus bergerak perkasa terhadap yen," kata Putu saat dihubungi KONTAN, Senin (10/7). BOJ yang bersikeras mempertahankan kebijakannya yang sangat longgar membuat yen tak mampu bersaing terhadap beberapa mata uang, termasuk salah satunya poundsterling. Data inflasi Jepang yang masih belum mencapai target sebesar 2% membuat Gubernur BOJ masih belum menarik kembali stimulus keuangannya. Hal ini berbeda dengan BOE yang berpeluang untuk meningkatkan suku bunga setelah tak berubah di level 0,25% selama satu dekade terakhir.
Kebijakan moneter longgar, GBP/JPY menguat
JAKARTA. Faktor kebijakan moneter jadi masalah utama terkaparnya yen terhadap sterling pada perdagangan Senin (10/7) lalu. Kebijakan moneter Bank Sentral Jepang atawa Bank of Japan (BOJ) yang masih longgar membuat mata uang safe haven ini kalah dibanding poundsterling. Mengutip Bloomberg, Senin (10/7) pukul 17.29 WIB, pasangan GBP/JPY bergerak menguat ke level 147,01. Analis Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra menilai, penguatan pairing ini disebabkan oleh perbedaan kebijakan moneter antara dua negara tersebut. "Bank of England (BOE) yang sekarang sudah mengetatkan kebijakan, membuat poundsterling terus bergerak perkasa terhadap yen," kata Putu saat dihubungi KONTAN, Senin (10/7). BOJ yang bersikeras mempertahankan kebijakannya yang sangat longgar membuat yen tak mampu bersaing terhadap beberapa mata uang, termasuk salah satunya poundsterling. Data inflasi Jepang yang masih belum mencapai target sebesar 2% membuat Gubernur BOJ masih belum menarik kembali stimulus keuangannya. Hal ini berbeda dengan BOE yang berpeluang untuk meningkatkan suku bunga setelah tak berubah di level 0,25% selama satu dekade terakhir.