KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah pada perdagangan, Jumat (6/9), ekonom memproyeksikan bisa menguat tipis tersokong berbagai kebijakan pemerintah dalam menstabilkan rupiah.

Mengutip Bloomberg di pasar spot, Kamis (6/9) rupiah berbalik menguat 0,30% ke Rp 14.893 per dollar Amerika Serikat (AS). Sementara, pada kurs tengah BI, rupiah tercatat menguat 0,24% ke Rp 14.891 per dollar AS.

Reny Eka Putri, Ekonom Bank Mandiri mengatakan rupiah hari ini menguat karena intervensi Bank Indonesia membawa respons positif di pelaku pasar.

Berbagai kebijakan yang disambut positif pelaku pasar hari ini adalah menyediakan swap valas atau hedging berbiaya murah, membatasi transaksi dollar AS, penerapan B20, dan peningkatan pajak penghasilan impor barang konsumsi.

"Semua itu tujuannya supaya defisit neraca dagang bisa menyempit turun," kata Reny, Kamis (6/9). Selain itu, bisa mendorong barang produksi dalam negeri tidak melulu terikat pada produk impor yang ujung-ujungnya bisa menurunkan defisit neraca dagang.

"Kebijakan bank sentral ini bisa menahan pelemahan rupiah lebih lanjut," kata Reny.

Namun, besok malam akan ada data ketenagakerjaan AS yang berdasarkan konsensus diproyeksikan hasilnya positif. Hal ini Reny proyeksikan membuat pelaku pasar cenderung wait and see dan waspada.

Dari dalam negeri, besok akan dirilis data cadangan devisa. Reny memproyeksikan data cadangan devisa akan menurun karena dipakai untuk stabilisasi rupiah. Namun, Reny mengatakan selama cadangan devisa masih berada di atas US$ 100 miliar maka jumlah tersebut masih aman dan sehat.

Reny memproyeksikan besok rupiah menguat tipis di rentang Rp 14.835 per dollar AS hingga Rp 14.980 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia