JAKARTA. Pemerintah masih gamang menentukan waktu pelaksanaan kebijakan penyederhanaan pecahan mata uang rupiah alias redenominasi. Bank Indonesia (BI) menyatakan, belum akan menjalankan redenominasi dalam waktu dekat karena membutuhkan persiapan lebih panjang untuk sosialisasi agar hasilnya positif. Deputi Geburnur BI Halim Alamsyah mengatakan, kebijakan redenominasi tidak berdampak besar terhadap daya beli masyarakat dan kenaikan atau penurunan nilai tukar rupiah. Tapi, tetap membutuhkan proses panjang dan sosialisasi agar masyarakat memahami tujuan dari kebijakan tersebut. Menurut Halim, redenominasi sebenarnya hanya berupa pemotongan tiga digit angka nilai mata uang dan bertujuan untuk mengefisiensikan penggunaan rupiah. "Ini untuk efisiensi, yang mana uang sebesar Rp 50 juta tidak perlu dibawa dalam tas yang besar dan bisa digantikan dengan segenggam uang saja," ujarnya mengibaratkan, Kamis (23/5).
Kebijakan redenominasi masih gamang
JAKARTA. Pemerintah masih gamang menentukan waktu pelaksanaan kebijakan penyederhanaan pecahan mata uang rupiah alias redenominasi. Bank Indonesia (BI) menyatakan, belum akan menjalankan redenominasi dalam waktu dekat karena membutuhkan persiapan lebih panjang untuk sosialisasi agar hasilnya positif. Deputi Geburnur BI Halim Alamsyah mengatakan, kebijakan redenominasi tidak berdampak besar terhadap daya beli masyarakat dan kenaikan atau penurunan nilai tukar rupiah. Tapi, tetap membutuhkan proses panjang dan sosialisasi agar masyarakat memahami tujuan dari kebijakan tersebut. Menurut Halim, redenominasi sebenarnya hanya berupa pemotongan tiga digit angka nilai mata uang dan bertujuan untuk mengefisiensikan penggunaan rupiah. "Ini untuk efisiensi, yang mana uang sebesar Rp 50 juta tidak perlu dibawa dalam tas yang besar dan bisa digantikan dengan segenggam uang saja," ujarnya mengibaratkan, Kamis (23/5).