JAKARTA. Menurunnya kapasitas produksi PT Vale Indonesia Tbk (INCO) di kuartal pertama tahun ini lantaran tidak beroperasinya salah satu tungku pembakaran atau furnace. Oleh karena itu, INCO menyiapkan berbagai langkah ekspansi untuk mengejar target produksi tahun ini yang sebesar 72.000 metrik ton (MT).Presiden Direktur INCO Nicolaas Kanter menuturkan, pihaknya akan melakukan penambahan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) serta furnace di Sorowoko, Sulawesi Selatan (Sulsel). Penambahan tersebut guna meningkatkan kapasitas produksi INCO, sehingga dapat mengejar penurunan kapasitas produksinya di kuartal pertama lalu. Nico mengungkapkan, langkah ekspansi INCO tersebut akan dibiayai dari dana komitmen yang diberikan Vale Internasional sebesar US$ 2 miliar. "Dana komitmen itu akan kami gunakan untuk berbagai investasi jangka pendek, menengah dan jangka panjang, mulai tahun ini,” katanya saat dihubungi di Jakarta, Rabu (4/4).Selain itu, tahun ini, INCO juga berencana memulai produksi nikel dari tambangnya di Bahodopi, Sulsel. Bahkan, perseroan juga berencana membangun refinery nikel di Bahodopi sebagai investasi jangka panjang.Sayangnya, Nico masih enggan mengungkapkan berapa dana yang disiapkan. Dia hanya memastikan dana untuk sejumlah investasinya tersebut akan menggunakan dana komitmen US$ 2 miliar yang ditujukan untuk meningkatkan kapasitas produksi hingga 120.000 metrik ton.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kebut produksi, INCO tambah smelter dan furnace
JAKARTA. Menurunnya kapasitas produksi PT Vale Indonesia Tbk (INCO) di kuartal pertama tahun ini lantaran tidak beroperasinya salah satu tungku pembakaran atau furnace. Oleh karena itu, INCO menyiapkan berbagai langkah ekspansi untuk mengejar target produksi tahun ini yang sebesar 72.000 metrik ton (MT).Presiden Direktur INCO Nicolaas Kanter menuturkan, pihaknya akan melakukan penambahan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) serta furnace di Sorowoko, Sulawesi Selatan (Sulsel). Penambahan tersebut guna meningkatkan kapasitas produksi INCO, sehingga dapat mengejar penurunan kapasitas produksinya di kuartal pertama lalu. Nico mengungkapkan, langkah ekspansi INCO tersebut akan dibiayai dari dana komitmen yang diberikan Vale Internasional sebesar US$ 2 miliar. "Dana komitmen itu akan kami gunakan untuk berbagai investasi jangka pendek, menengah dan jangka panjang, mulai tahun ini,” katanya saat dihubungi di Jakarta, Rabu (4/4).Selain itu, tahun ini, INCO juga berencana memulai produksi nikel dari tambangnya di Bahodopi, Sulsel. Bahkan, perseroan juga berencana membangun refinery nikel di Bahodopi sebagai investasi jangka panjang.Sayangnya, Nico masih enggan mengungkapkan berapa dana yang disiapkan. Dia hanya memastikan dana untuk sejumlah investasinya tersebut akan menggunakan dana komitmen US$ 2 miliar yang ditujukan untuk meningkatkan kapasitas produksi hingga 120.000 metrik ton.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News