JAKARTA. Kebutuhan energi di Indonesia sangat tinggi. Sekjen Dewan Energi Nasional, Hadi Purnomo mengungkapkan, setidaknya terdapat beberapa kebutuhan sektor energi yang harus dibiayai. Potensi pembiayaan sektor energi tersebut, antara lain, untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) nasional sampai dengan 2025 yang sebesar lebih kurang 2 juta barel per hari (bph). Untuk itu dibutuhkan penambahkan kapasitas kilang sebesar lebih kurang 1 juta bph dengan biaya investasi lebih kurang US$ 27 miliar. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional sampai dengan tahun 2025, dibutuhkan kapasitas pembangkit sebesar 115 giga watt (GW). Dengan kapasitas saat ini sebesar 48 GW, maka diperlukan penambahan kapasitas pembangkit sebesar 67 GW atau 7 GW per tahun.
Indonesia butuh investasi kilang US$ 27 miliar
JAKARTA. Kebutuhan energi di Indonesia sangat tinggi. Sekjen Dewan Energi Nasional, Hadi Purnomo mengungkapkan, setidaknya terdapat beberapa kebutuhan sektor energi yang harus dibiayai. Potensi pembiayaan sektor energi tersebut, antara lain, untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) nasional sampai dengan 2025 yang sebesar lebih kurang 2 juta barel per hari (bph). Untuk itu dibutuhkan penambahkan kapasitas kilang sebesar lebih kurang 1 juta bph dengan biaya investasi lebih kurang US$ 27 miliar. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional sampai dengan tahun 2025, dibutuhkan kapasitas pembangkit sebesar 115 giga watt (GW). Dengan kapasitas saat ini sebesar 48 GW, maka diperlukan penambahan kapasitas pembangkit sebesar 67 GW atau 7 GW per tahun.