Kebutuhan besar, Apindo perkirakan neraca migas masih akan defisit



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan di Oktober 2018 mengalami defisit sebesar US$ 1,82 miliar. Defisit tersebut disebabkan adanya defisit pada neraca migas sebesar US$ 1,42 miliar dan defisit neraca nonmigas sebesar US$ 393,2 juta

Melihat kondisi saat ini, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani memperkirakan defisit neraca migas akan terus semakin dalam. Pasalnya, kebutuhan atas migas masih besar.

Menurut Hariyadi, salah satu kebijakan yang seharusnya diambil pemerintah untuk mengurangi konsumsi migas adalah menurunkan subsidi BBM atau menyesuaikan harga BBM sesuai dengan pergerakan harga minyak dunia.


"Harusnya dulu dilakukan, ketika harga minyak sekitar US$ 50 per barel. Pemerintah jangan populis terus. Kalau sekarang sudah sulit, menjelang pilpres, dan pengaruhnya ke daya beli, otomatis inflasi naik," tutur Hariyadi kepada Kontan.co.id, Kamis (15/11).

Sementara itu, kebijakan B20 dianggap belum berpengaruh besar untuk menekan impor migas. Dia mengatakan, kebijakan B20 akan membantu mengurangi permintaan migas, akan tetapi kebutuhan migas masih tetap tinggi.

Untuk kinerja ekspor yang peningkatannya sebesar 5,87% dibandingkan bulan lalu, Hariyadi mengakui kinerja ekspor Indonesia terpengaruh kondisi pasar. "Pasarnya tidak bagus, CPO kita juga stagnan," tutur Hariyadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi