Kebutuhan dollar AS bertambah



Nilai akuisisi PT Freeport Indonesia oleh pemerintah melalui PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) memang tergolong tinggi, yakni sebesar US$ 3,85 miliar. Nilai sebesar itu bisa saja menekan rupiah apabila pemerintah menerapkan skema pembayaran akuisisi sekali bayar.

Sebab, akan ada kebutuhan dollar AS dalam jumlah yang besar di saat mata uang tersebut sedang berada dalam posisi yang kuat. Lain cerita jika pembayaran akuisisi dilakukan secara bertahap atau dengan mekanisme cicilan.

Tapi perlu diperhatikan, selama pembayaran dengan nilai sebesar itu dapat diinvestasikan kembali di masa datang, sebenarnya perekonomian Indonesia akan baik-baik saja. Yang patut dicermati adalah jika transaksi tersebut hanya akan membuat dana keluar begitu saja dari Indonesia.


Terlepas dari itu, selepas kuartal dua, rupiah sebenarnya tak lagi dipengaruhi secara signifikan oleh sentimen permintaan terhadap dollar AS yang tinggi di dalam negeri. Sebab, musim dividen telah usai dan kebutuhan akan produk konsumsi juga telah mencapai puncaknya saat Ramadan kemarin.

Saat ini, arah rupiah masih akan didominasi oleh sejumlah sentimen eksternal. Salah satu yang berperan paling besar adalah isu perang dagang.

Sebenarnya dengan kondisi normal tanpa ada gangguan dari dollar AS, paling kuat nilai tukar rupiah hanya mencapai Rp 13.800 per dollar AS di akhir tahun. Sedangkan posisi paling lemah bagi rupiah berada di level Rp 14.500 per dollar AS.•

Lana Soelistianingsih Ekonom Samuel Sekuritas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi