JAKARTA. Perlambatan ekonomi dipastikan tidak menyurutkan nafsu belanja masyarakat menyambut Hari Raya Lebaran. Seperti tahun-tahun sebelumnya, euforia Lebaran turut meningkatkan perputaran duit. Ramalan Bank Indonesia (BI), kebutuhan uang tunai sepanjang musim Lebaran tahun ini naik 14,9% menjadi Rp 118,5 triliun, dibandingkan Rp 103,2 triliun di Lebaran tahun lalu. Lambok Antonius Siahaan, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Departemen Pengelolaan Uang BI, mengatakan, sejumlah faktor mendongrak kebutuhan duit di musim Lebaran. Misal, jumlah libur Lebaran tahun ini enam hari, lebih lama dibandingkan tahun lalu sebanyak lima hari. Faktor lain yakni berdekatan dengan libur anak sekolah dan pembayaran gaji ke-13 bagi PNS/TNI/Polri yang cair pada Juli 2014. "BI menyiapkan uang tunai sebesar Rp 157 triliun untuk tahun ini," kata Lambok, Kamis (26/6). Suplai dana jumbo itu didominasi uang pecahan di atas Rp 20.000 atau sebesar Rp 108,8 triliun. Disusul uang pecahan kecil di bawah Rp 10.000 sebesar Rp 9,6 triliun.
Kebutuhan duit tunai Lebaran Rp 118,5 Triliun
JAKARTA. Perlambatan ekonomi dipastikan tidak menyurutkan nafsu belanja masyarakat menyambut Hari Raya Lebaran. Seperti tahun-tahun sebelumnya, euforia Lebaran turut meningkatkan perputaran duit. Ramalan Bank Indonesia (BI), kebutuhan uang tunai sepanjang musim Lebaran tahun ini naik 14,9% menjadi Rp 118,5 triliun, dibandingkan Rp 103,2 triliun di Lebaran tahun lalu. Lambok Antonius Siahaan, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Departemen Pengelolaan Uang BI, mengatakan, sejumlah faktor mendongrak kebutuhan duit di musim Lebaran. Misal, jumlah libur Lebaran tahun ini enam hari, lebih lama dibandingkan tahun lalu sebanyak lima hari. Faktor lain yakni berdekatan dengan libur anak sekolah dan pembayaran gaji ke-13 bagi PNS/TNI/Polri yang cair pada Juli 2014. "BI menyiapkan uang tunai sebesar Rp 157 triliun untuk tahun ini," kata Lambok, Kamis (26/6). Suplai dana jumbo itu didominasi uang pecahan di atas Rp 20.000 atau sebesar Rp 108,8 triliun. Disusul uang pecahan kecil di bawah Rp 10.000 sebesar Rp 9,6 triliun.