Kebutuhan galangan kapal harapan industri baja



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebutuhan PT Pertamina (Persero) terhadap kapal membuat bisnis di industri galangan kapal lokal ketiban berkah. Di antaranya bagi produsen baja lokal. Sebut saja PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST). Hadi Sutjipto, Direktur Utama PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk meyakini hal tersebut mendatangkan prospek baik pada perusahaannya.

Asal tahu saja, Pertamina punya anggaran sekitar US$ 200 juta untuk perbaikan kapal dan pembuatan kapal baru. “Kami memang membuat pelat baja untuk bodi kapal, pembeli pelat biasanya distributor dan galangan kapal langsung,” ujarnya kepada Kontan.co.id (10/10). Terkadang, perusahaannya tidak menelusuri lebih lanjut apakah kapal yang dibangun untuk ASDP, kebutuhan tol laut maupun Pertamina.

Adapun jenis plat baja untuk pembuatan kapal yang diproduksi GDST ada dua jenis yakni, Hull Structural Steel Plates (Mild Steels) dan High Strength Hull Structural Steel Plates (High Tensile Steels). Kapasitas produksi GDST berjumlah 400.000 ton per tahun.


“Kami berproduksi berdasarkan pesanan. Jadi jika pesanan pelat kapal lumayan besar, kami tinggal memperbesar porsi produksinya,” sebut Hadi. Namun untuk tahun ini porsi penjualan pelat bodi kapal relatif kecil, masih di bawah 10% dari total penjualan. 

Sampai saat ini GDST sudah lama tidak mendapatkan pesanan pelat bodi kapal dengan volume yang luar biasa besar.  Pasar dalam negeri sampai semester I 2017 mendominasi hingga 91% dari total penjualan yakni sebesar Rp 553 miliar. Penjualan di dalam negeri tumbuh 53% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 360 miliar.

Sementara itu perusahaan baja plat merah, PT Krakatau Steel tbk (KRAS) sudah sejak lama menyuplai kebutuhan pelat baja bodi kapal ke beberapa galangan kapal lokal. “PT PAL di Surabaya salah satu langganan kami,” terang Mas Wigrantoro Roes Setiyadi, Presiden Direktur KRAS kepada Kontan.co.id, Selasa (10/10).

Penjualan domestik KRAS untuk plat baja terbilang stagnan, hanya tumbuh tipis 0,7% di semester I 2017. Pendapatan dari plat baja lokal sebesar US$ 528 juta sedangkan tahun lalu sebesar US$ 524 juta.

Secara kesuluruhan pasar baja masih cukup tertekan karena tingginya harga bahan baku. Hadi mengatakan, harga bahan baku pelat yakni slab sudah menembus angka US$ 550-570 per ton di tahun ini. Menurutnya, angka tersebut naik 20% dibandingkan harga slab di tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini