KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Maritim dan Investasi Safri Burhanuddin mengatakan bahwa adanya peningkatan kebutuhan garam, khususnya garam industri, menjadi salah satu alasan mengapa Indonesia belum bisa mencapai swasembada garam. Dia mengatakan, berdasarkan laporan Kementerian Perindustrian, investasi industri yang menggunakan bahan baku garam semakin meningkat. Produksi yang terus bertambah tersebut berdampak pula pada kebutuhan garam meningkat. Dia mengatakan, bila beberapa tahun lalu kebutuhan garam industri sekitar 2 juta ton, kebutuhan garam industri saat ini sudah lebih dari 3 juta ton hingga 4 juta ton. "Artinya ada kebutuhan industri yang tidak bisa dihindari kalau kita ingin industri kita berkembang. Kalau kita berbicara garam industri, kita tidak bisa katakan swasembada, tetapi kalau [garam] konsumsi, itu tidak ada masalah," ujar Safri dalam konferensi pers, Rabu (10/3).
Kebutuhan garam industri yang meningkat jadi alasan Indonesia belum swasembada garam
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Maritim dan Investasi Safri Burhanuddin mengatakan bahwa adanya peningkatan kebutuhan garam, khususnya garam industri, menjadi salah satu alasan mengapa Indonesia belum bisa mencapai swasembada garam. Dia mengatakan, berdasarkan laporan Kementerian Perindustrian, investasi industri yang menggunakan bahan baku garam semakin meningkat. Produksi yang terus bertambah tersebut berdampak pula pada kebutuhan garam meningkat. Dia mengatakan, bila beberapa tahun lalu kebutuhan garam industri sekitar 2 juta ton, kebutuhan garam industri saat ini sudah lebih dari 3 juta ton hingga 4 juta ton. "Artinya ada kebutuhan industri yang tidak bisa dihindari kalau kita ingin industri kita berkembang. Kalau kita berbicara garam industri, kita tidak bisa katakan swasembada, tetapi kalau [garam] konsumsi, itu tidak ada masalah," ujar Safri dalam konferensi pers, Rabu (10/3).