Kebutuhan Komponen Roda Dua Meningkat, Cek Rekomendasi Saham Dharma Polimetal (DRMA)



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) diproyeksi akan lebih mengkilap di semester kedua 2024. Optimisme kinerja DRMA didasarkan pada meningkatnya produksi kendaraan mitra terutama untuk segmen roda dua (2W).

Analis Sinarmas Sekuritas Isfhan Helmy menyatakan, pihaknya telah mengunjungi fasilitas produksi knalpot dan suspensi DRMA di Cikarang yang terutama memproduksi knalpot dan suspensi untuk kendaraan roda dua (2W) dan kendaraan roda empat (4W).

Berdasarkan diskusi dengan manajemen DRMA, pesanan untuk bulan Juli dan Agustus telah pulih secara bertahap. Ini menunjukkan peningkatan penjualan grosir dalam beberapa bulan mendatang terutama di segmen 2W.


Manajemen DRMA meyakini penjualan Honda 2W kemungkinan mencapai 5 juta unit pada tahun ini, dibandingkan 4,8 juta pada tahun 2023 lalu atau meningkat 6% year on year (YoY).

Baca Juga: Dharma Polimetal (DRMA) Rambah Segmen Komponen Kendaraan Listrik

Selain itu, lanjut Helmy, pesanan muffler 2W atau knalpot pada bulan Juli telah mencapai 11.000 unit setiap hari, dibandingkan dengan rata-rata pesanan 8.000-9.000 unit pada kuartal I 2024. Namun ini masih lebih rendah dibandingkan puncak tahun lalu pada tahun 2024 yang mencapai 12.000 unit setiap hari.

Tren serupa juga terlihat pada pesanan knalpot 4W yang kini mencapai 1,5 ribu unit setiap hari, pulih dari rata-rata 1,1 ribu unit pada kuartal pertama 2024.

“Secara keseluruhan, permintaan knalpot menunjukkan bahwa masa terburuk telah berlalu bagi industri otomotif, namun pertanyaannya ialah apakah pemulihan dapat menyamai puncak tahun lalu. Menurut kami, pemulihan mungkin memerlukan waktu karena kondisi suku bunga yang masih tinggi, mengingat 70% penjualan mobil dibiayai melalui sewa,” jelas Helmy dalam riset 7 Juni 2024.

Helmy memperkirakan, penjualan komponen otomotif segmen 2W akan pulih lebih cepat daripada segmen 4W. Hal itu seiring optimisme manajemen DRMA mempertahankan target pendapatan tahun ini sebesar Rp5,5 triliun, dengan laba bersih sebesar Rp575 miliar.

Laba tersebut diproyeksi lebih tinggi dibandingkan laba inti sebesar Rp560 miliar tahun lalu, dengan catatan bahwa goodwill negatif dari akuisisi Trimitra berdampak pada laba bersih secara keseluruhan.

Namun, pendapatan kuartal kedua DRMA mungkin akan terpengaruh libur panjang Hari Raya Idul Fitri yang berlangsung lebih dari 2 minggu. DRMA melihat angka Rp 1,2 triliun - Rp1,3 triliun adalah proyeksi realistis, dibandingkan dengan Rp1,35 triliun pada kuartal kedua 2023.

“Sementara itu, pendapatan pada kuartal ketiga, diharapkan bisa menyamai level tahun lalu sebesar Rp 1,5 triliun, begitu pula pada kuartal keempat 2024,” tambah Helmy.

Helmy memaparkan, dimulainya produksi casing baterai akan menjadi pendorong utama pendapatan semester kedua 2024, selain dari pabrik baru Dharma Precision Tools dan Dharma Contactable. DRMA akan mulai memproduksi casing baterai untuk Hyundai Kona EV yang akan diluncurkan dalam waktu dekat dengan perkiraan pesanan sebesar 1,2 ribu unit setiap bulannya.

 
DRMA Chart by TradingView

Casing baterai Kona EV juga digunakan untuk pasar ekspor. Dari sisi Joint Venture (JV), Dharma Kyungsin telah memulai ekspor wiring harness ke Hyundai AS dengan target pendapatan setahun penuh sebesar US$16 juta tahun ini dan margin bersih untuk mencapai satu digit yang tinggi.

Upaya ekspor tersebut akan menjadi faktor penyeimbang dari rendahnya permintaan domestik terhadap mobil Hyundai. Selain itu, DRMA juga mengungkapkan beberapa prospek bisnis terkait EV yang sedang dalam pembicaraan dengan regulator seperti konversi dari ICE ke EV untuk 2W, serta peluang stasiun pengisian untuk 2W.

Helmy menilai, manajemen DRMA kemungkinan akan fokus pada kebutuhan komponen segmen 2W. Hal itu karena Honda menargetkan memproduksi 100 ribu kendaraan listrik 2W tahun depan, naik dari hanya 5.000 unit yang diproduksi tahun ini. Dalam jangka panjang, Honda mengincar 1,5 juta penjualan kendaraan listrik 2W setiap tahunnya pada tahun 2030.

Helmy merekomendasikan buy untuk DRMA dengan target harga 12 bulan sebesar Rp 1.650 per saham. Per Rabu (26/6), harga DRMA ditutup pada posisi Rp 875 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari