JAKARTA. PT Freeport Indonesia siap menyerap produksi semen dari pabrik yang konon direncanakan berdiri di Papua. Kesiapan ini terkait dengan tingginya kebutuhan semen PT Freeport yang mencapai 180.000 ton per tahun untuk mengembangkan usaha pertambangan di Papua. Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Armando Mahler bilang, selama ini mereka masih harus memasok semen dari luar Papua antara lain dari pabrik PT Semen Gresik di Cibinong, Jawa Barat. "Harapan kita itu bisa diambil dari lokal," kata Armando, Rabu (24/2). Armando mengaku mendengar jika pemerintah Papua berencana untuk membangun pabrik semen di Timika untuk mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga semen di daerah ujung barat Indonesia tersebut. Harga semen di Papua lebih mahal dari daerah lain. Kondisi itu terjadi karena tingginya ongkos kirim semen dibandingkan daerah lain. Dia menambahkan, Pemerintah provinsi Papua sedang mengkaji pendirian pabrik semen dengan nilai investasi US$ 170-200 juta dengan volume produksi 500.000 ton per tahun. Volume produksi tersebut setara dengan kebutuhan semen di Papua."Pemerintah provinsi Papua pun tengah menyelesaikan kajian studi pembangunan pabrik semen di Timika," katanya. Sayangnya, Armando menegaskan, PT. Freeport tidak berminat turut berinvestasi pendirian pabrik semen. Alasannya, pabrik semen bukan menjadi core busines dari Freeport. Meski begitu, dia memastikan pihaknya akan membantu Pemerintah Provinsi Papua terkait studi, kebutuhan tenaga ahli dalam pembangunan pabrik semen tersebut agar bisa terealisasi. Dia berharap, pada 2012, Papua sudah memiliki pabrik semen sendiri yang bisa memasok kebutuhan semen untuk kebutuhan PT. Freeport Indonesia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kebutuhan Mencapai 180.000 Ton, Freeport Siap Serap Produksi Semen Lokal
JAKARTA. PT Freeport Indonesia siap menyerap produksi semen dari pabrik yang konon direncanakan berdiri di Papua. Kesiapan ini terkait dengan tingginya kebutuhan semen PT Freeport yang mencapai 180.000 ton per tahun untuk mengembangkan usaha pertambangan di Papua. Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Armando Mahler bilang, selama ini mereka masih harus memasok semen dari luar Papua antara lain dari pabrik PT Semen Gresik di Cibinong, Jawa Barat. "Harapan kita itu bisa diambil dari lokal," kata Armando, Rabu (24/2). Armando mengaku mendengar jika pemerintah Papua berencana untuk membangun pabrik semen di Timika untuk mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga semen di daerah ujung barat Indonesia tersebut. Harga semen di Papua lebih mahal dari daerah lain. Kondisi itu terjadi karena tingginya ongkos kirim semen dibandingkan daerah lain. Dia menambahkan, Pemerintah provinsi Papua sedang mengkaji pendirian pabrik semen dengan nilai investasi US$ 170-200 juta dengan volume produksi 500.000 ton per tahun. Volume produksi tersebut setara dengan kebutuhan semen di Papua."Pemerintah provinsi Papua pun tengah menyelesaikan kajian studi pembangunan pabrik semen di Timika," katanya. Sayangnya, Armando menegaskan, PT. Freeport tidak berminat turut berinvestasi pendirian pabrik semen. Alasannya, pabrik semen bukan menjadi core busines dari Freeport. Meski begitu, dia memastikan pihaknya akan membantu Pemerintah Provinsi Papua terkait studi, kebutuhan tenaga ahli dalam pembangunan pabrik semen tersebut agar bisa terealisasi. Dia berharap, pada 2012, Papua sudah memiliki pabrik semen sendiri yang bisa memasok kebutuhan semen untuk kebutuhan PT. Freeport Indonesia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News