JAKARTA. Walaupun di tahun-tahun sebelumnya impor grand parent stock (GPS) atau bibit induk ayam broiler terus naik, tidak demikian halnya tahun ini. Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas Indonesia (GPPU) memproyeksikan impor GPS tahun ini tinggi paling tinggi sama dengan tahun lalu. Bahkan impor induk ayam bisa lebih rendah, karena penggantian induk ayam relatif rendah di tahun ini. "Kami memproyeksikan impor GPS hanya akan sama dengan tahun lalu, atau bahkan hanya sama dengan tahun lalu," kata Chandra Gunawan, Sekretaris Jenderal GPPU, kemarin. Chandra menambahkan, impor GPS juga sangat ditentukan tingkat konsumsi daging ayam masyarakat. Berdasarkan data GPPU, tren impor GPS broiler tahun 2009 hingga tahun 2011 meningkat pesat. Tahun 2009, impor GPS mencapai 370.307 ekor, tahun 2010 sebanyak 407.946 ekor dan 2011 sebesar 545.003 ekor.
Kebutuhan minim, impor induk ayam turun
JAKARTA. Walaupun di tahun-tahun sebelumnya impor grand parent stock (GPS) atau bibit induk ayam broiler terus naik, tidak demikian halnya tahun ini. Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas Indonesia (GPPU) memproyeksikan impor GPS tahun ini tinggi paling tinggi sama dengan tahun lalu. Bahkan impor induk ayam bisa lebih rendah, karena penggantian induk ayam relatif rendah di tahun ini. "Kami memproyeksikan impor GPS hanya akan sama dengan tahun lalu, atau bahkan hanya sama dengan tahun lalu," kata Chandra Gunawan, Sekretaris Jenderal GPPU, kemarin. Chandra menambahkan, impor GPS juga sangat ditentukan tingkat konsumsi daging ayam masyarakat. Berdasarkan data GPPU, tren impor GPS broiler tahun 2009 hingga tahun 2011 meningkat pesat. Tahun 2009, impor GPS mencapai 370.307 ekor, tahun 2010 sebanyak 407.946 ekor dan 2011 sebesar 545.003 ekor.