KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian menyebut, kebutuhan nikel untuk baterai kendaraan listrik di Indonesia hingga 2035 sebanyak 59.506 ton. Proyeksi kebutuhan nikel ini berdasarkan target kuantitatif pemerintah dalam Permen Perindustrian No 6 Tahun 2022 dengan Baterai NMC 811. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Taufik Bawazier mengatakan, untuk industri nikel berbasis hidrometalurgi sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) baru mencapai produksi MHP dengan kapasitas produksi 915.000 ton per tahun. “Sejatinya ini bisa dimanfaatkan paling tidak setelah pabrik baterai kita cukup kuat, kita bisa supply bahan baku nasional ke dalam eksostem EV di dalam negeri,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Kamis (8/6).
Kebutuhan Nikel untuk Baterai Kendaraan Listrik Capai 59.000 Ton
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian menyebut, kebutuhan nikel untuk baterai kendaraan listrik di Indonesia hingga 2035 sebanyak 59.506 ton. Proyeksi kebutuhan nikel ini berdasarkan target kuantitatif pemerintah dalam Permen Perindustrian No 6 Tahun 2022 dengan Baterai NMC 811. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Taufik Bawazier mengatakan, untuk industri nikel berbasis hidrometalurgi sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) baru mencapai produksi MHP dengan kapasitas produksi 915.000 ton per tahun. “Sejatinya ini bisa dimanfaatkan paling tidak setelah pabrik baterai kita cukup kuat, kita bisa supply bahan baku nasional ke dalam eksostem EV di dalam negeri,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Kamis (8/6).