Kebutuhan pembiayaan korporasi diperkirakan meningkat dalam 3 bulan ke depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebutuhan pembiayaan korporasi untuk tiga bulan ke depan yakni pada Agustus 2021 diperkirakan akan meningkat meskipun tidak setinggi bulan sebelumnya. Sektor yang diperkirakan akan mengalami peningkatan kebutuhan kredit berasal dari pertambangan, informasi dan komunikasi, jasa keuangan, jasa perusahaan dan jasa kesehatan. 

Hal itu tercermin dari survei permintaan dan penawaran pembiayaan perbankan yang dilakukan Bank Indonesia (BI). "Saldo Bersih Tertimbang (SBT) mencapai 24,1% lebih rendah dari 27,3% pada bulan sebelumnya," tulis BI dalam risetnya dikutip Senin (21/6).

Sementara beberapa sektor yang tercatat menyampaikan kebutuhan pembiayaan lebih rendah adalah pertanian, industri pengolahan dan perdagangan. Adapun pemenuhan kebutuhan dana tiga bulan ke depan tersebut diperkirakan terutama diperoleh dari dana sendiri sebesar 58,4%, pinjaman perbankan 20,8%. dan pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik 14,4% .


Baca Juga: Gubernur BI: Ada 5 hal penting untuk kembangkan ekosistem halal value chain

Responden yang disurvei BI menyampaikan peningkatan kebutuhan pembiayaan digunakan untuk mendukung aktivitas operasional sebesar 83,2%, membayar kewajiban jatuh tempo 29,6% dan  mendukung pemulihan permintaan domestik pasca penerapan new normal 23,2%. 

Kebutuhan pembiayaan korporasi  pada Mei 2021 juga terindikasi meningkat. Itu tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT)1 kebutuhan pembiayaan korporasi pada Mei 2021 sebesar 16,1%, tetap positif meski lebih rendah dibandingkan dengan SBT sebesar 24,8% pada April 2021. 

Peningkatan kebutuhan pembiayaan  pada bulan Mei terutama disampaikan oleh responden pada sektor perdagangan, reparasi mobil dan motor, pertambangan, dan jasa kesehatan, yang digunakan untuk mendukung aktivitas operasional, membayar kewajiban yang jatuh tempo, mendukung pemulihan pasca new normal dan investasi. 

Adapun pemenuhan kebutuhan pembiayaan didominasi oleh dana sendiri yang tercatat meningkat, sementara porsi pinjaman perbankan dalam negeri dan pinjaman dari perusahaan induk terindikasi menurun dibandingkan periode sebelumnya.

Selanjutnya: KPR tumbuh saat kredit perbankan secara nasional masih kontraksi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi