KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) diramal memiliki prospek kinerja yang lebih baik di paruh kedua tahun ini. Penjualan SMGR terus menunjukkan pemulihan yang didukung naiknya kebutuhan semen. Analis Sucor Sekuritas Clara Nathania melihat pemulihan volume penjualan semen SMGR terjadi, baik domestik maupun ekspor. Hal itu menyusul percepatan pembangunan infrastruktur dan kondisi cuaca yang menguntungkan. Pembangunan ibu kota baru (IKN) diperkirakan akan menyerap tambahan penjualan semen curah sebesar 1 juta ton per tahun. Dalam beberapa bulan terakhir, volume penjualan domestik telah menunjukkan peningkatan dengan volume SMGR tercatat sebesar 2,6 juta ton pada Mei 2023 atau meningkat 30,2% year on year (YoY) dan melonjak 71,7% month on month (MoM).
Volume ekspor yang berkontribusi 15% dari total penjualan juga mengalami pertumbuhan yang kuat sebesar 21,1% YoY karena perusahaan terus memaksimalkan utilisasi penjualan ekspor. Karena itu, Sucor Sekuritas memperkirakan total volume penjualan SMGR akan tumbuh sebesar 4,6% YoY dan 5,0% YoY pada 2023 dan 2024. “Kami memperkirakan volume penjualan akan meningkat pada semester kedua 2023,” ungkap Clara dalam riset tanggal 10 Juli 2023. Baca Juga: Semen Indonesia (SMGR) Bukukan Laba Rp 562 Miliar pada Kuartal I-2023 Selain itu, Clara mengamati bahwa pemain tingkat 2 secara bertahap meningkatkan harga jual rata-rata alias Average Selling Price (ASP) mereka untuk menanggapi strategi SMGR yang menaikkan harga merek tarung (fighting brand). Kesenjangan harga yang menyempit antara merek tarung dan merek utama tersebut harusnya secara bertahap akan menjadi permintaan yang lebih kuat terhadap produk merek utama. Sucor Sekuritas memproyeksikan ASP Semen Indonesia tumbuh secara berkelanjutan sebesar 2% yoy selama lima tahun ke depan. Sejalan dengan panduan manajemen untuk kenaikan ASP campuran sebesar 2%-3% pada tahun 2023. Analis Samuel Sekuritas Indonesia Daniel A. Widjaja menyoroti hingga awal Juni 2023, harga jual semen SMGR di daerah Jakarta yang mengandalkan Semen Gresik masih lebih mahal sekitar 17%-26% dibandingkan pemain tingkat 2 seperti merek Conch (Garuda Conch) dan Grobogan. Namun, fighting brand SMGR yakni Semen Padang tidak jauh berbeda dengan kompetitornya. Fighting brand adalah merek produk dengan harga lebih rendah yang diluncurkan oleh perusahaan untuk menghadapi kompetitor. “Maka dari itu, SMGR mampu meraih pangsa pasar yang lebih tinggi didukung komposisi merek yang kuat,” ujar Daniel dalam riset 19 Juni 2023. Hingga Mei 2023, Semen Indonesia alias SIG masih menjadi jawara di industri semen dengan pangsa pasar sebesar 52.4%. Pesaing terdekatnya, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) memiliki pangsa pasar sebesar 27%.
SMGR Chart by TradingView