Kebutuhan uang musim lebaran lesu



JAKARTA. Ekonomi lesu turut mengempiskan nafsu belanja masyarakat. Bank Indonesia (BI) memperkirakan, kebutuhan dana tunai masyarakat untuk melakukan transaksi selama bulan Ramadan tahun 2015 sekitar Rp 119,1 triliun - Rp 125,2 triliun.

Stok uang tunai yang disiapkan bank sentral itu stagnan atau maksimal tumbuh 5,48% ketimbang realisasi kebutuhan uang (outflow) Lebaran tahun 2014 lalu yang sebesar Rp 124,8 triliun. Euforia Lebaran lazimnya meningkatkan perputaran duit di masyarakat.

Sebagai gambaran, pada momentum Lebaran tahun 2013 lalu, kebutuhan uang tunai mencapai Rp 103,2 triliun. Kendati tidak tumbuh tinggi, BI akan melakukan monitoring di seluruh wilayah Indonesia untuk memastikan kebutuhan dana tunai bisa tercukupi.


Proyeksi BI sejalan dengan ramalan bankir. Tengok saja rencana Bank Mandiri. Bank berlogo pita emas ini menyiapkan uang tunai setidaknya sebesar Rp 36,1 triliun.

Sulaiman Arif, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri menuturkan, uang tunai itu tersedia selama 30 hari kerja atau sebulan penuh Ramadan. “Masyarakat yang melakukan tarik tunai pada momen Lebaran mencapai Rp 1,1 triliun per hari melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM),” kata Sulaiman.

Persediaan uang tunai Lebaran Bank Mandiri tahun ini naik tipis 6,48% dibandingkan tahun lalu. Tahun 2014, Bank Mandiri mengalokasikan dana tunai sebesar Rp 33,97 triliun, selama momentum Lebaran.

Perbandingan saja, tahun lalu para bankir menyiapkan pasokan uang tunai jauh lebih tinggi. Misal, Bank Mandiri menyiapkan uang tunai Rp 33,97 triliun di Lebaran 2014, naik 22,2% dari tahun sebelumnya.

Adapun, BNI memasok Rp 36,44 triliun, lebih tinggi 22% dari tahun 2013. Sedangkan, Bank Rakyat Indonesia (BRI), menyiapkan pasokan uang tunai BRI naik 8,69% menjadi Rp 25,5 triliun di sepanjang Lebaran tahun 2014.

Tahun lalu, sejumlah faktor menumbuhkan selera masyarakat menghabiskan duit saat merayakan Lebaran. Misal, ekonomi masih tumbuh stabil. Faktor lain yakni berdekatan dengan libur anak sekolah dan pembayaran gaji ke-13 bagi PNS/TNI/Polri yang cair pada Juli 2014.

Dominasi uang besar

Tirta Segara, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI menyatakan, kebutuhan uang tunai tahun ini bakal didominasi oleh uang pecahan besar atau di atas Rp 20.000. Pecahan duit besar ini diperkirakan berkontribusi 91,7% dari total outflow.

Sisanya, sebesar 8,3% merupakan pecahan kecil atau di bawah Rp 10.000. Perputaran duit musim puasa dan Lebaran paling banyak terjadi di Pulau Jawa atau sebesar 32%, dan khusus Jakarta 29%. Lalu Sumatra 20%, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara 11%, serta Kalimantan 8%.

Dalam menghadapi lonjakan transaksi dan permintaan uang tunai, BI bakal bekerja sama dengan perbankan dan pihak terkait lainnya, seperti PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk melayani kebutuhan masyarakat selama periode Ramadan dan Idul Fitri 2015.

Untuk wilayah Jakarta, kegiatan layanan kas BI dilakukan sejak 17 Juni hingga 15 Juli 2015 di beberapa wilayah. Contoh, di lapangan IRTI Monas serta enam stasiun kereta, diantaranya Kota, Gambir, dan Senen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto