Kecemasan resesi mereda, harga emas diramal sentuh US$ 1.400 tahun depan



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga emas dunia mencatatkan penurunan pada hari Selasa (5/11) untuk sesi kedua. Pemicunya, harapan bakal adanya kesepakatan perdagangan Sino-AS menyokong posisi dollar dan mendongkrak minat investor terhadap aset berisiko. Alhasil, permintaan terhadap emas mengalami penurunan.

Melansir Reuters, harga emas di pasar spot mencatatkan penurunan sebesar 0,2% menjadi US$ 1.506,33 per troy ounce, pada pukul 12.30 WIB. Sementara, harga kontrak emas berjangka AS turun 0,2% menjadi US$ 1.508,40 per troy ounce.

Asal tahu saja, baik Beijing dan Washington telah menunjukkan tanda-tanda kemajuan dalam pembicaraan perdagangan. Financial Times melaporkan pada hari Senin, Amerika Serikat sedang mempertimbangkan apakah akan menurunkan beberapa tarif pada barang-barang impor asal China.


Baca Juga: Harga emas masih melemah 0,40% di angka US$ 1.503,74 per ons troi

"Harapan yang muncul baru-baru ini dari gencatan senjata perdagangan antara Amerika Serikat dan China telah menyebabkan penguatan dollar kemarin, sehingga menyeret harga emas hari ini," ujar Michael McCarthy, chief market strategist CMC Markets kepada Reuters.

Masih dari data Reuters, dollar AS mendekati level tertinggi dalam hampir satu minggu terakhir terhadap sekeranjang mata uang utama dunia lainnya pada hari Selasa. Posisi dollar yang lebih kuat membuat emas mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

"Beberapa berita utama mengenai kesepakatan perdagangan cukup positif selama akhir pekan dan meningkatnya pengambilan risiko terhadap ekuitas di level tertinggi sepanjang masa akan menjadi ujian ketahanan emas dan keyakinan pasar dalam tren kenaikan harga emas," kata UBS strategist Joni Teves dalam sebuah catatan.

Baca Juga: Harga emas masih melemah 0,28% di angka US$ 1.505,58 per ons troi

Sejumlah kekhawatiran akan resesi yang akan datang pun sudah mereda. Apalagi data terbaru menunjukkan, prospek ekonomi terbesar di dunia tidak seburuk yang dikhawatirkan beberapa orang, meskipun Federal Reserve AS telah memangkas suku bunga tiga kali tahun ini.

Setelah data yang dirilis pekan lalu menunjukkan pertumbuhan lapangan pekerjaan di AS melambat di bawah prediksi pelaku pasar pada bulan Oktober, investor saat ini menanti laporan non-manufaktur ISM AS yang dijadwalkan dirilis pada hari Selasa. Diprediksi, data ISM akan menunjukkan kenaikan tipisĀ  pada bulan Oktober.

Baca Juga: Harga emas melemah 0,27% di angka US$ 1.505,74 per ons troi

"Kita mungkin akan melihat harga emas akan menyentuh level US$ 1.400 pada tahun depan, mengingat prospek pertumbuhan (positif) berdasarkan data ekonomi yang dirilis baru-baru ini," kata McCarthy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie