KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Keharian teknologi machine learning akan ubah sistem tenaga kerja di sektor keuangan. Tidak hanya akan mendisrupsi pekerjaan biasa namun juga turut memukul beberapa pekerjaan yang dibayar tinggi. Tak terkecuali para pekerja jasa keuangan yang bermarkas di Wall Street. Mengutip RT News pada Minggu (8/12), peringatan itu disuarakan Marcos Lopez de Prado, profesor di Cornell University’s School of Engineering. Ia menyampaikan hal itu pada sidang untuk menentukan dampak kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) bagi pasar modal di depan Komite Jasa Keuangan Amerika Serikat. Profesor itu mengatakan perusahaan teknologi mulai mendistribusikan data dan melakukan crowdsourcing pekerjaan analis data melalui turnamen khusus. Hal ini akan memungkinkan untuk menyelesaikan setiap tantangan investasi yang ada. Namun pekerjaan itu akan dilakukan oleh sekelompok ilmuwan data tanpa latar belakang keuangan.
Baca Juga: Godok aturan main insurtech, ini yang akan bakal diatur OJK Dengan demikian pekerjaan dengan bayaran tertinggi di bidang keuangan akan didepak. Ia menambahkan manajer aset dapat melakukan crowdsource seluruh fungsi penelitian mereka. Sementara perusahaan asuransi dapat melakukan hal yang sama dengan model aktuaria mereka. “Keuangan dengan machine learning menciptakan sejumlah tantangan bagi 6,14 juta orang yang bekerja di industri keuangan dan asuransi. Banyak di antaranya akan kehilangan pekerjaan. Tidak harus karena mereka digantikan oleh mesin, tetapi karena mereka tidak terlatih untuk bekerja bersama algoritma, "kata Lopez de Prado pada komite. Sementara beberapa saksi lain juga menyuarakan keprihatinan tentang bagaimana pasar otomatis membentuk kembali tenaga kerja. Spesialis lain yang diundang dalam investasi dan keuangan percaya bahwa AI dapat membuka banyak peluang. Satu hal yang jelas, sementara bola akan berubah, apakah para pekerja sama keuangan siap untuk itu.