Kedai Kopi Jogja Rambah Ibukota



JAKARTA. Bisnis kopi ternyata sangat menggiurkan untuk dicicipi. Dengan menggabungkan suasana kedai yang nyaman dengan racikan kopi nikmat, bisnis ini bisa mendulang fulus bagi pemiliknya.

Bisnis inilah yang kemudian dilakoni Teddy Patria. Pemuda asal Jogja ini sukses menjadi pengusaha kedai kopi lokal dengan empat cabang di Jogja, Solo dan Jambi. Nama usahanya, Kedai Kopi.

Ide membuat Kedai Kopi berawal dari keisengan Teddy dan beberapa temannya yang gemar nongkrong di warung kopi. Pada tahun 2004, warung-warung kopi kecil dengan harga kopi sekitar Rp 1500 marak di Jogja. Terdorong untuk membuat sesuatu yang beda, Teddy lantas mengajak ketiga rekannya untuk mencari investor.


Dengan tekun, Teddy dan teman-temannya menelusuri aneka cara pembuatan kopi di internet dan warung-warung kopi modern di Jakarta. "Saya pede saja mencoba-coba membuat kopi yang enak walau bukan lulusan perhotelan," ujar pemuda 28 tahun jebolan Universitas Islam Indonesia Jogjakarta jurusan ekonomi ini.

Setelah mantap berkreasi menciptakan menu kopi, berbekal uang Rp 200.000 Teddy mempresentasikan proposal kerjasama ke beberapa ratus teman-temannya. Dari hasil presentasi tersebut, Teddy mendapat enam orang investor dengan total modal Rp 80 juta.

Uang tersebut kemudian digunakannya untuk menyewa ruangan di Jalan Gejayan Jogjakarta selama setahun, merenovasinya serta membeli peralatan dapur dan peralatan kedai kopi pada umumnya. "Kami resmi buka tahun 2004," kenang Teddy.

Tak disangka, kedai kopi Teddy yang punya nuansa lain dari warung kopi biasa diserbu pembeli yang rata-rata anak muda. Dalam waktu delapan bulan, Kedai Kopi sudah balik modal. "Setelah balik modal, langsung saya akuisisi. Jadi sekarang Kedai Kopi ini jadi milik saya," lanjut Teddy.

Saban bulan, Teddy meracik 65 menu kopi di gerainya. Menu kopi tersebut bakalan diganti tiap tiga bulan sekali. "Saya ambil bahan baku kopi dari supplier lokal di delapan kota besar di Indonesia," ujarnya.

Harga kopi racikannya rata-rata Rp 11.000. Dari segelas kopi, Teddy bisa mendapat margin sampai 35%. "Saban bulan, rata-rata keempat gerai saya mampu menjual 5.987 cup kopi. Omzet tersebut belum termasuk penjualan makanannya," ujarnya girang.

Ke depan, Teddy bakal memperbanyak outlet Kedai Kopi di beberapa kota seperti di Makassar, Surabaya dan Jakarta. "Saya ingin konsisten berbisnis kopi lokal. Karena rasanya tak kalah enak dari kopi impor," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie