Kedatangan pemegang saham baru, Sentul City belum akan kembangkan proyek baru



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Sentul City Tbk (BKSL) belum memiliki rencana pengembangan proyek properti di kawasannya setelah masuknya Bos Mayapada Jonathan Tahir sebagai salah satu pemegang saham perusahaan.

Jonathan Tahir menjadi Komisaris Utama PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) yaitu perusahaan rumah sakit milik grup Mayapada. Dia adalah putra Dato Sri Tahir, pemilik dan pendiri Mayapada Group.

Bayu Irsan Prabowo, Investor Relation BKSL mengatakan, masuknya keluarga Tahir ke BKSL hanya untuk memperkuat relasi keluarga diantara kedua keluarga perusahaan dan tidak ada motif untuk mengendalikan. "Pak Tahir hanya sebagai investor saja. Terkait rencana pengembangan (paska masuknya keluarga Tahir), belum ada yang solid hingga saat ini," kata Bayu pada KONTAN, Jumat (2/3).


Seperti diketahui, Jonathan Tahir membeli 3.354.177.360 saham BKSL dengan harga crossing per saham Rp 350 atau di atas harga pasar. Total dana pembelian itu mencapai Rp 1,17 triliun. Per 31 Januari 2018, kepemilikan saham PT Sentul City Tbk antara lain PT Sakti Generasi Perdana sebesar 42,55%, Stella Isabella Djohan sebesar 20,34%, Jonathan Tahir 6,07%, dan publik sebesar 31,02 %.

Sebelum Jonathan Tahir masuk sebagai pemegang saham BKSL, grup Mayapada lewat PT Karya Bintang Gemilang sudah masuk ke kawasan Sentul City dengan melakukan pengembangan township bertajuk Sentul Alana pada tahun 2016.

Karya Bintang Gemilang mengembangkan lahan seluas 30 hektare (ha) tahap pertama, dari total rencana pengembangan 110 ha. Di Sentul Alaya, telah dikembangkan dan dipasarkan klaster-kluster rumah tapak seperti Allegro dan Grandioso

Meskipun BKSL belum memiliki rencana pengembangan proyek anyar setelah kehadiran Jonathan Tahir, namun managemen perusahaan sebelumnya telah rupanya memperhitungkan ke dalam target kinerja BKSL tahun ini. Walaupun BKSL hanya menargetkan marketing sales atau pra penjualan sebesar Rp 1,5 triliun, tahun ini tetapi pendapatan dan laba bersih dipatok jauh lebih tinggi.

Tahun 2018, BKSL mematok pendapatan Rp 3,2 triliun atau tumbuh 113,3% dibandingkan dengan target 2017 sebesar Rp 1,5 triliun. Sementara laba tahun depan ditargetkan Rp 1 triliun, jauh lebih tinggi dari target 2017 Rp 330 miliar.

"Kami memasang target pendapatan dan laba cukup tinggi karena kami akan ada transaksi yang sangat besar yang sudah mundur sejak lama yang kami proyeksikan bisa didapat di penutup tahun ini atau awal tahun depan, " kata Presiden Direktur PT Sentul City Tbk. Keith Steven Muljadi pada 7 Desember 2017 lalu.

Target marketing sales BKSL tahun ini, diharapkan akan lebih banyak ditopang oleh proyek-proyek higrise bulding yang sedang berjalan dengan kontribusi 58%. Sedangkan landed house ditargetkan berkontribusi 23% dan penjualan tanah kavling diharapkan menyumbang 19%.

BKSL masih akan fokus mengembangkan proyek Central Busines District (CBD) Sentul City untuk proyek highrise. Di proyek dengan luas lahan 7,8 ha ini akan dibangun Aeon Mall, empat tower apartemen, satu tower perkantoran dan satu tower Hotel.

Pembangunan Aeon Mall sudah memasuki topping off pada akhir Januari 2018 lalu dan ditargetkan akan beroperasi pada pertengahan tahun ini. Sedangkan apartemen sudah dipasarkan satu tower bertajuk Saffron di mana penjualannya sudah 60%. Adapun tiga tower lagi yang akan dikerjasamakan dengan Sumitomo Corporation akan dipasarkan mulai tahun ini.

Perkantoran yang akan dibangun nantinya akan memiliki grade A. Sedangkan hotel akan dibangun 330 kamar di mana 80 kamar akan berstandar bintang lima dan 250 kamar lagi akan mengusung konsep bintang empat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi