KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kedaung Indah Can Tbk (KICI) optimis mampu meraup pertumbuhan yang signifikan di 2018 ini. Produsen alat rumah tangga seperti kemasan kaleng dan enamel tersebut masih memaksimalkan kapasitas produksi yang ada. "Targetnya tahun ini (2018) bisa tumbuh 10%," terang Ing Hidayat, Sekretaris Perusahaan PT Kedaung Indah Can Tbk kepada Kontan.co.id, Minggu (7/1). KICI belum bisa membeberkan raihan bisnis di 2017 kemarin lantaran masih diaudit. Sampai triwulan ketiga 2017, KICI mencatat kenaikan penjualan hingga 20,56% menjadi Rp 87,9 miliar. Di periode yang sama tahun lalu, perusahaan ini hanya berhasil meraup penjualan sebesar Rp 72,91 miliar.
Kedaung Indah Can masih melihat konsumsi masyarakat terhadap produknya tetap bertumbuh meskipun ada beberapa tantangan tersendiri untuk industri sejenis ini. "Seperti bahan baku dan pengaruh kurs yang mengalami kenaikan mempengaruhi bisnis kami," terang Ing. Salah satu bahan baku produksi adalah
cold rolled coil (CRC) yang merupakan komoditas internasional. Saat ini, harga komoditas baja naik dan mempengaruhi ongkos produksi Kedaung. Menilik laporan keuangan kuartal ketiga, bahan baku produksi KICI diperoleh dari Jiangsu New Material Co. Ltd dan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), dengan pembelian masing-masing Rp 10,9 miliar dan Rp 6,4 miliar di kuartal tiga 2017. Adapun kontribusi penjualan terbesar masih datang dari penjualan barang di dalam negeri. Menurut Ing, sampai akhir tahun 2017 ekspor hanya 40% dan sisanya 60% berasal dari pasar domestik. Sementara itu Kedaung Indah belum akan ekspansi yang berlanjut terhadap pabrikan saat ini. "Utilisasi masih sama (seperti 2017) sekitar 70%," sebut Ing. Kapasitas produksi segmen enamel Kedaung Indah sebesar 2.700 ton per tahun. Sedangkan kapasitas produksi segmen kaleng (can) sebesar 1.500 ton per tahun. Selama 2017 Kedaung hanya akan memaksimalkan kapasitas produksi yang masih tersisa.
Produk enamel tampaknya masih mendominasi produksi dan penjualan KICU. Sekadar gambaran, berdasarkan laporan keuangan kuartal ketiga 2017, penjualan produk enamel mempunyai porsi sebesar 63% atau Rp 55 miliar dari total pendapatan perusahaan. Pendapatan dari produk enamel tumbuh 30% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp 42,9 miliar. Sementara sisanya diisi produk kaleng dengan kontribusi Rp 32,8 miliar, naik 9,6% dibandingkan kuartal ketiga tahun lalu. Menurut Ing, KICI setidaknya memiliki sekitar 5 pelanggan yang mengorder kebutuhan kaleng untuk produk makanannya. Mengintip laporan keuangan triwulan ketiga 2017, penjualan pihak ketiga terbesar Kedaung Indah berasal dari PT Nissin Biscuit Indonesia senilai Rp 15 miliar, atau 17% dari total pendapatan. Nilai penjualan kepada Nissin juga tercatat naik 25% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp 12 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati